30 December 2010

Antara Aku dan Ibu

Membicarakan hubungan aku dan ibu mungkin takkan pernah berakhir meskipun perjalanan hidup ibu telah berakhir, 22 Oktober 2010 lalu. Meskipun tidak sampai genap 30 tahun usiaku, cerita hari demi hari dan rahasia kedekatan hati kami sulit diuraikan hanya dalam sepenggal cerita.

Aku tidak pernah minta dilahirkan dan ditinggalkan ibu seperti ini. Namun, aku juga percaya bahwa ibu juga ingin melahirkan dan meninggalkanku dalam keadaan terbaik. Aku menangis saat dilahirkan dan ditinggalkannya, aku dapat merasakan sakitnya ketika melahirkan karena aku juga seorang ibu. Dan aku dapat merasakan kerinduannya saat-saat meninggalkanku karena aku juga rindu sekali pada ibu. Sebuah nasehat mengatakan bahwa aku tidak perlu bersedih karena semua kehidupan akan berakhir, akupun nantinya juga hanya saja menunggu takdir itu. Seandainya aku bisa tahu lebih dulu cerita hidupku sejak dilahirkan ibu... Seandainya saja dapat mengatur takdir.

Sepanjang ingatanku, aku tidak pernah bercita-cita sekolah jauh di luar negeri seperti sekarang ini, apalagi sampai sekolah doktor! Hanya kehidupan sederhana yang dulu aku cita-citakan, menjadi seorang guru di kota tempatku dilahirkan. Kata ibu, rambutku yang panjang nanti digelung jika menjadi guru, akan kelihatan anggun...

Hanya ibu yang tahu benar bagaimana aku berusaha berdiri, berlari dan melompat menantang takdir hidupku, tidak satupun yang lain. Akupun tahu benar bahwa ibu memahamiku dan menyelami takdirku dalam doa-doanya. Kepada siapa lagi aku minta didoakan dengan sangat sekarang ini, jika aku menemui takdir yang sulit? Karena aku tahu tidak ada doa yang seperti doa ibu.