Subhanalloh, indah sekali pernikahan itu. Aku menikah ketika akan melanjutkan studi masterku di luar negeri. Terang, banyak yang meragukan keberhasilan studiku. Dikuatirkan suami akan merepotkanku dan menghalangi karirku. Kenyataannya, justru suamikulah yang mendorongku giat belajar dan everything goes well. Bukan bearti semua pekerjaan rumah suamiku yang ngerjain dan aku cuma belajar mulu. Tidak! Ah, apa sih pekerjaan rumah itu? kan cuma masak, nyuci piring, bersihin ruangan, belanja, beresin pakean. Bukan hal yang berat dan jika dilakukan pake otak, semuanya jadi lebih ringan kok. Apalagi kalo dikerjakan dengan cinta. Pengabdian itu terasa indah, justru kalo tidak dikerjakan... hidup serasa ada yang ga beres!
Alhamdulillah, hamil adalah keajaiban. It's amazing. I am extremely excited. Indah sekali... merasakan bayi di kandungan, mengunjungi dokter, ilmu-ilmu baru, dan masih banyak lagi. Ketika aku mengabari keluarga dan teman-teman di indo kalo aku hamil, sekali lagi, terang saja, banyak yang meragukan keberhasilan studiku. Dikuatirkan aku sakit dan belajar terganggu. In fact, my baby encourages me so much. Selain menjalani masterku di school of education, aku malah nambah kelas di school of mathematics karena ada ilmu 'baru' yang direlease di sana. Belum lagi aku mesti ke dokter tiap bulan, ikut kelas persiapan kehamilan, ke library cari referensi tentang pregnancy dll secara ini adalah kehamilan pertamaku di posisi jauh dari keluarga. Kehamilan tidak menghalangiku untuk beraktivitas. Kata teman, hamil itu bukan penyakit. Benar kan!
Ya Allah, aku tidak ingin menyombongkan diri dengan kemudahan yang Engkau berikan sampai sekarang. Aku hanya ingin bersyukur dan bersyukur. Aku ingin mengatakan kepada teman-teman, bahwa keberhasilan hanyalah karena kemudahan Allah, bukan karena menjalani hidup dengan lajang.
Kata orang, mudah atau sulit adalah subyektif. Kalo benar itu subyektif, bearti kita bisa memilih. Kalo memilih menjadikan hidup itu sulit, yang terasa memang kesulitan dan kesulitan. Namun, aku percaya jika memilih untuk menjadikan hidup mudah, yang terasa adalah kemudahan dan kemudahan. Yang aku lakukan selama ini dalam menjadikan hidup mudah adalah dengan berfikir positif dan bersyukur. Jelas aku bukan orang perfect, grafik hidupku tidak linear. Suatu saat aku dalam keadaan sulit, aku bersyukur aku udah menikah. Ada suami, tempat yang halal untuk berbagi dan bersandar. Suatu saat aku dalam keadaan sakit, aku bersyukur aku sedang hamil. Ada baby yang mengingatkanku untuk menjadi lebih kuat karena baby membutuhkanku kuat. Suatu saat aku dalam keadaan mudah, aku ingin menyampaikan semangat hidupku kepada teman-teman, termasuk ingin mengatakan jangan takut menikah dan jangan takut hamil.
Sekali lagi, aku hanya ingin bersyukur dan bersyukur. Terima kasih Ya Allah, atas semua ini.
Alhamdulillah, hamil adalah keajaiban. It's amazing. I am extremely excited. Indah sekali... merasakan bayi di kandungan, mengunjungi dokter, ilmu-ilmu baru, dan masih banyak lagi. Ketika aku mengabari keluarga dan teman-teman di indo kalo aku hamil, sekali lagi, terang saja, banyak yang meragukan keberhasilan studiku. Dikuatirkan aku sakit dan belajar terganggu. In fact, my baby encourages me so much. Selain menjalani masterku di school of education, aku malah nambah kelas di school of mathematics karena ada ilmu 'baru' yang direlease di sana. Belum lagi aku mesti ke dokter tiap bulan, ikut kelas persiapan kehamilan, ke library cari referensi tentang pregnancy dll secara ini adalah kehamilan pertamaku di posisi jauh dari keluarga. Kehamilan tidak menghalangiku untuk beraktivitas. Kata teman, hamil itu bukan penyakit. Benar kan!
Ya Allah, aku tidak ingin menyombongkan diri dengan kemudahan yang Engkau berikan sampai sekarang. Aku hanya ingin bersyukur dan bersyukur. Aku ingin mengatakan kepada teman-teman, bahwa keberhasilan hanyalah karena kemudahan Allah, bukan karena menjalani hidup dengan lajang.
Kata orang, mudah atau sulit adalah subyektif. Kalo benar itu subyektif, bearti kita bisa memilih. Kalo memilih menjadikan hidup itu sulit, yang terasa memang kesulitan dan kesulitan. Namun, aku percaya jika memilih untuk menjadikan hidup mudah, yang terasa adalah kemudahan dan kemudahan. Yang aku lakukan selama ini dalam menjadikan hidup mudah adalah dengan berfikir positif dan bersyukur. Jelas aku bukan orang perfect, grafik hidupku tidak linear. Suatu saat aku dalam keadaan sulit, aku bersyukur aku udah menikah. Ada suami, tempat yang halal untuk berbagi dan bersandar. Suatu saat aku dalam keadaan sakit, aku bersyukur aku sedang hamil. Ada baby yang mengingatkanku untuk menjadi lebih kuat karena baby membutuhkanku kuat. Suatu saat aku dalam keadaan mudah, aku ingin menyampaikan semangat hidupku kepada teman-teman, termasuk ingin mengatakan jangan takut menikah dan jangan takut hamil.
Sekali lagi, aku hanya ingin bersyukur dan bersyukur. Terima kasih Ya Allah, atas semua ini.