27 December 2006

Serasa Muda

Besok tanggal dua lapan desember dua ribu enam. Umurku sudah dua puluh enam tahun. Dulu mbayangin berumur lebih dari dua puluh lima aku akan merasa sudah menginjak masa-masa tua. Tapi nyatanya, sekarang.... serasa masih muda. I like myself. Hiks... selfish banged... dan emang serasa muda...

Rencananya, besok pagi mau masak nasi kuning, perkedel (kentang), telur dadar dan sambel teri. Sebetulnya pengen bikin kering tempe/kering kentang. hhh... mbayangin nggoreng tempe atau nggoreng kentang kok sepertinya wasting time banget. Palagi, kerjaanku masih numpuk. Pengen bikin sabel teri kacang, kan kacang goreng udah ada yang kemasan. ee..ehh... kacangnya udah habis dicemilin, hehe... ya sutraaaa..... seadanyaaaaaa.... gak ada ketimun dan tomat pula... hiks... seadanyaaaaaaaa........ yang penting serasa mudaaaa.......

Dan, besok juga mau jalan-jalan ke kebun binatang, Taronga Zoo tentu saja dengan suami teeerrrcintaaaa. Asyiiikk....

26 December 2006

Ngidam

My pregnancy age has reached 13 weeks more, however, I haven't felt something what is commonly called ngidam. To be honest, I really expect this feel during my early pregnancy because, hihihi... I wanna see my husband busy (or confused) find a thing for me. Less fortunate, I have passed the early term withhout feel this ngidam.

Indeed, I miss some Javanese foods. I think this is sort of homesick, not ngidam. I, sometime, imagine eating lotek, soto and klamud (kelapa muda) in the warung I used to visit. Actually, I can find these food here in Sydney since I am living in the central of Indonesian community. Somewhat, I think the taste is completely different. Apparently, I've got bloody homesick. Hiks...hiks... huaaa...hua.... pengen pulaaaannnggg.....

Anyway, I am still a bit curious of ngidam. I still wanna ngidam, hihihi....

23 December 2006

Nafasku

Akhir-akhir ini nafasku sering sesek lagi. Detak jantungku juga keras sekali. Kata dokter, ini namanya ... emm... apa ya... pa.. something gitu, efek dari perubahan fisikku. Tapi, seseknya ini sampe susah bernafas, ngos-ngosan nafas pake mulut... duh... takuuutt...

Sebetulnya ngos-ngosan ini udah dari dulu, aku lupa bilang ini ama dokter... hiks... kata ibuku dulu, penyebabnya karena aku kegemukan dan kurang olah raga. Aku ngeyel, aku kan udah banyak jalan kaki dan naik turun tangga. Katanya, ini masih kurang. Tapi, olah raga apaan yaaa? lari? hayah... enggak kuat lari... belum lari aja aku udah ngos-ngosan gitu. aku paling males olah raga, apalagi pelajaran olah raga jaman sekolah dulu. Mending ngerjain soal matematika seribu dari pada ikutan olah raga. parah ya... hiks...hiks...

Aku jadi pengen berenang. Pengen banget berenang. Ini satu-satunya olah raga yang aku suka. Soalnya, bisa sambil main-main air dan berendam. Jujur sih, lebih banyak main-mainnya daripada olah raga renang benerannya. Selain itu, sekarang aku juga pengen dikerokin. Aroma minyak kampak yang dipake untuk ngerokin bisa membantu meancarkan nafasku, selain itu pegel-pegel jadi berkurang.


22 December 2006

Jilbab is My Identity

This wouldn't be such a serious post, don't worry... keep reading! hehehe...

Tidak banyak orang di sekitarku yang tahu kenapa aku pake jilbab ternyata. Parahnya, mereka tidak tahu bahwa aku muslim! Orang di sekitarku di sini maksudnya lingkungan kampus, kerja dan beberapa tempat umum di Sydney dan sekitarnya.

Pertanyaan yang dilontarkan umumnya kenapa pake jilbab, kenapa selalu pake baju lengan panjang atau kamu di rumah pakeannya kek gitu juga? hehe... ini ma pertanyaan biasa... skip aja ya...

Di sekolahku, terutama di ruang belajar research student, gak ada teman yang tanya kenapa aku pake jilbab. Tadinya aku berasumsi, oo... mereka ini mungkin tahu tentang islam. Setahuku, mereka semua non-muslim. Ada sih satu orang yang ngaku beragama islam, tapi mengakui bahwa tidak sholat dan tidak sanggup puasa. Apalagi ibadah yang lain. Kita gak pernah ngomongin masalah agama satu sama lain sih, tapi aku bisa dengan yakin menyimpulkan bahwa semua orang di school-ku adalah non-muslim.

Menjelang natal dan liburan ini, temen-temen yang mau holiday udah pada pamitan... dan anehnya, mereka semua yang pamitan ke aku bilang: Marry Chirstmas... dan semacamnya. Hiks! Akhirnya aku tahu bahwa mereka tidak tahu kalo aku muslim, dan ada satu yang tahu kalo aku muslim tapi mereka gak tahu kalo aku gak merayakan natal. Hiks... ada yang udah takjelasin gitu, tapi mereka masih say good bye sambil bilang Marry Chirstmas lagi... Ya udah, tak biarin aja. Keknya mereka udah latah deh. hehehe... Demikian juga di tempat kerja.

Dulu waktu perayaan paskah, aku juga dikasih ucapan selamat paskah oleh bosku. Terus ada teman satu ruang di kampus yang ngasih coklat sambil wishes untuk paskahku! weks... siapa yang ngrayain paskah gitu loh... ya diterima aja sih... abis kebetulan coklatnya bisa dimakan dan yammm...

Jangan-jangan aku pake jilbab ini dianggap sebagai modifikasi dari nun, kerudungnya suster di gereja katholik itu lo... hiks... Ternyata jilbab belum cukup menjadi identitas, masih perlu media lain.



21 December 2006

Menunggu

Mau fieldwork, mesti
menunggu revisi
menunggu libur natal&tahun baru
menunggu foto copy

Mau ngetik, mesti
menunggu revisi
menunggu ide
menunggu mud
menunggu pagi

Mau pulang, mesti
menunggu proposal dana diepruf
menunggu booking
menunggu tiket
menunggu taksi
menunggu pesawat
menunggu dijemput

Mau transfer uang, mesti
menunggu kurs naik
menunggu transfer
menunggu tanda terima transfer
menunggu konfirmasi penerimaan
menunggu telpon
menunggu sms

Mau pindah rumah, mesti
menunggu kontrak habis
menunggu dua minggu
menunggu ada unit yang cocok
menunggu barang-barang diberesin
menunggu kabar dari calon flatmate

Mau punya baby, mesti
menunggu nikah
menunggu masa subur
menunggu hamil
menunggu diperiksa dokter
menunggu hasil tes ini tes itu
menunggu lahiran

Mau jalan-jalan ama suami, mesti
menunggu liburan
menunggu tanggal dua lapan
menunggu bis
menunggu ferry

Mau apa, mesti
menunggu
menunggu
menunggu
dan menunggu

Bisa gak sih enggak pake menunggu, pleasee...
Kalo pun menunggu mbok ya jangan lama-lama, pleasee...

19 December 2006

Kangen Mbah Putri

Mbah, kapan dan gimana aku bisa membalas jasa-jasamu...

-foto Mbah putri setahun yang lalu, aku ambil pake SE508i-

Mbah putri sangat berjasa dalam masa tumbuh kembangku
Sejak bayi, semasa TK, sekolah SD, SMP dan SMA
Menyiapkan sarapan sebelum sekolah, makan siang setelah pulang sekolah dan makan malam, dengan rasa masakan yang selalu lezat. Meskipun lagi enggak mood masak, Mbah rela berjalan ke rumah tetangga mbeliin aku makanan jadi... tau-tau aja saatnya makan, semuanya sudah siap... Tak jarang aku ditawari pengen makan apa...

Mbah juga
Membuatkan aku teh hangat kalo sedang lembur belajar
Membuatkan aku air kacang ijo kalo aku sariawan
Menyisihkan jajan-jajan enak untukku, daripada untuk cucu yang lain

Semasa itu aku cuma bisa membantu nyapu dan ngepel lantai
Nyeterika baju Mbah dan menjahitkan daster yang sobek
Nyuci piring atau nyuci baju Mbah putri hanya kadang-kadang saja
Karena sering keduluan simbah yang ngerjain...
Mbah putri emang rajin dan penuh pengabdian

Mbah paling cocok dengan kerokan dan pijitanku
Mbah juga paling cocok kalo bepergian ditemani olehku
Aku juga paling cocok kalo curhat ke Mbah putri
Mbah siap mendengar dan tidak menghakimi

Kalo tak tinggal jauh (meskipun cuma ke rumah orang tuaku yg hanya 4 km), mbah putri selalu melepasku sampe depan rumah, dilihat sampe aku hilang di belokan gang
Tak jarang aku dilepas dengan air mata
Kalo aku datang selalu disambut dengan pelukan dan ciuman
Yang hangat dan erat, lebih hangat dan erat dari pelukan yang lain

Mbah, aku kangen... pengen pulang dan bobok dikeloni mbah lagi...
Seperti dulu...

dan
Aku ingin selalu berterima kasih untuk Mbah putri...

-dengan uraian air mata karena rasa kasih dan kengen tak terikira-

18 December 2006

Site Meter and Depression

Last Friday was my first antenatal visit at Royal Hospital for Woman, Sydney. The midwife assisted me to answer many questions and saved in the hospital database. One of the question was about depression and indeed I have been annoyed with this quest til now.

I have an ex-friend. In my past, people who know me well around my last year in undergraduate and a few years after might know who is he (yeah, he is a male). He was a good one as a friend at the beginning but then the story begun. Somehow and somehow... such a sad story and more complicated as you thought, perhaps. It was complicated... more sadness than happiness, more falsehood than honesty but it was a strong relationship. In my view, he did pretty very very depend on me and I was too emphatic one. I helped him, I supported his study and much more. And I am soooo sorry that it was growing as a strong relationship. But later on, his threat, his strong voice, his accusation and something like that were really make me hurt. I forgave them one by one but later the wound, the hate, the sickness accumulated in my mind and at a time I can't forgive him anymore. Somehow... somehow... difficult but somehow... somehow... I was able to escape from him and tried to recover my feeling, my view, my heart, my self and my future. And I feel safe. Safe, truly.

I do aware that I couldn't forget my past at all. What I've been trying is completely aware what I want and what I've built. But, something could alive my past memory...

First, the site meter in my blog. Do you notice it? There is a statistic function in my blog for identifying how many people have visited my blog and more, it can identify their IP address and what page have been visited. Some times, I look at this function, and I recognise some silent readers who regularly visit my blog. Well, thank you... I appreciate your time... I like it... However, I recognise a reader who almost everyday visits my blog and reads my archives and looks back my archives and read again this post and that post... like never bored. Somewhat, I feel intimidated.... Arrgh... what happened with me? For me, what this reader done is too much and.... I am thinking many things that... unrealistic, perhaps... argh....

Second, the question in my first visit, I mentioned above. I forget what the sentence exactly but what I told you before about the site meter and the silent reader indicate that I am such in a depression. I know the position of this reader and the IP is somewhere down there and remembering me of the man, the man who hurt me, as I wrote in the second paragraph above. I am afraid the reader is him and I start describing another threatening and something like that. Argh... this is a very very non-sensed reason. I know, I am unrealistic. I know I am too much thinking bout uncertain fact. I know I know... but this feeling is real... and I want to recover... I want to not think and feel like this... please...

I didn't tell the midwife this story entirely though, I just told her that I have this bad thing and some emotionally unsupported experiences in my past... duuhh... ternyata aku complicated juga and from the score of the depression test, I am indicated as the one who needs assistance to recover my depression because it may bother my pregnancy progress. But I rejected it. I don't know... I think only me who can recover this. But, I still don't know... ga jelas gitu mo gimana, I'll try though. I won't easily give up because I have a lovely husband and an excellent baby in the future. They're my life today, tomorrow and forever. They will help me, I believe.


Pengen Doraemon

Aku ingin begini
Aku ingin begitu
Ingin ini ingin itu
banyak sekaliiii

Semua semua semua
Dapat dikabulkan
Dapat dikabulkan oleh
kantong ajaib

Aku ingin terbang bebas
di angkasa
heeyyy.... baling baling bambu
la la la....

Aku pengen sekali... doraemon...


Bye Bye Friendster


Dari hati terdalam, aku merasa sedih banged telah kehilangan Friendsku di Freindster ynag aku kumpulin sejak 2004. Aku kansel akun di Friendster (FS) bukan karena ingin menarik diri dari komunitas FS yang dinamis, tidak senang berteman atau sombong tidak mau punya teman lagi. Tapi... hiks...hiks.... huaaaaaaa.... huaaaaaa....... for a reason! again for a reason! Seperti balik jaman taliban lagi.... huaaa......... huaaaaa...... apa boleh buat, dari pada dosa. Padahal..... padahal.... padahaaaal...... hiks... hiks... hiks... sementara orang-orang baru pada daftar FS, aku malah nutup FS... sudahlaaahh.... ya sudaaaaaaahhh ya sudaaaaaaahhh...... bye bye FS...

15 December 2006

Acknowledgement yang Mengganggu!

Seorang temen yang complicated, Elnamigo, ngaku bikin blog karena terinspirasi blogku. Sepertinya dia ni gak pernah ninggalin komen di blogku, mungkin silent reader. Terus apa dong yang bikin kamu terispirasi blogku? Keluguanku? Semrawutnya tulisanku? atau kacaunya grammarku?

Argh... bener2 acknowledgement yang mengganggu!

Anyway, ini ada bakwan jagung yang kemarin gak jadi tak-share ke kamu. Enak banget siiihh... keburu habis deh... kkk!



Kalo mo bikin bakwan jagung, caranya mudah Migo. Kasih aja duit $10 ke aku, entar tak kasih selusin bakwan jagung deh... kkk!

dedicated to Migo, the silent reader ever!

Sambal Terasi Plus!

Gara-gara nausea aku pengen makan yang seger-seger melulu, termasuk yang pedas seperti sambal terasi plus. Bener-bener menggugah selera makan deh dan lupa kalo sedang hamil muda, hehehe... Kadang kalo makan cuma dikiiit banged, dengan lauk sambal terasi plus ini aku bisa nambah nasi hangat sampe dua kali. Duh! Membuatnya juga cukup mudah, less than 5 minutes. bahan utamanya adalah sambal terasi. Hari gini sambal terasi tu udah ada yang botolan, gak usah susah-susah uleg cabe, mampir ke Asian shop dan pilih SAMBAL ULEK TERASI HOT! ingat ya... yang "uleg" "terasi" "hot". pasalnya aku udah nyoba sambal jenis lain, rasanya gak mantabz.

Ada beberapa macam variasi menyajikan makanan yg menyegarkan ini, yang pasti adalah NASI PUTIH HANGAT. Cara menyajikan sambel:
  1. Panaskan wajan dengan sedikit minyak goreng. Ceplok sebutir telur sampe setengah matang tambahkan 1-2 sendok sambel ulek terasi dan sedikit garam. Stir occasionally and done!
  2. Panaskan wajan dengan minyak cukup. Goreng teri ukuran sedang (3-4cm) sampe setengah matang, sisihkan di pinggir wajan. Ceplok sebutir telur sampe setengah matang, aduk-aduk dengan teri tadi. Tambahkan 2-3 sendok sambel ulek terasi dan sedikit garam. Stir occasionally and done!
  3. Seperti nomor 2, tambahkan jagung butir setelah memasukkan sambal. (pilih corn cernel yang frozen, rendam dalam air sebelum dimasak)
  4. Goreng terung ungu yang dipotong memanjang dalam minyak (sampe terendam ya terungnya....). Tiriskan dan campur dengan sambal resep nomor 2.
  5. Tentunya masih banyak variasi yang lain....
Apa ya tips nya.....
  1. Memakai telur dan enggak, rasanya beda loh... aku lebih suka ada telurnya. Waktu menyeplok telur, jangan terlalu diaduk-aduk biar gak terlalu hancur.
  2. Lebih baik pake panas kompor medium aja dan setelah sambal dimasukkan ke wajan, matikan kompor supaya sambal tidak gosong. Kecuali jika pake resep nomor 3 dan 4, bisa ditunggu sebentar sampe sayur tercampur dengan baik.
  3. Aku lebih suka teri yang tidak diasinkan (unsalted dried anchor), garam bisa ditambahkan sendiri sesuai selera.
  4. Dari resep 1 s.d. 4, aku paling suka resep nomer 3. Campuran pedas (sambel), gurih (teri) dan manis (jagung) membuat air liur mengalir....
  5. Resep nomer 4 manis dan enak juga siiih... tapiii... minyaknya itu looh... Mungkin bisa dikurangi kalo terungnya tidak digoreng, yaitu dioven. Caranya, terung diolesi minyak olive/sayur aja seadanya... :) terus diletakkan di loyang dialasi kertas alumunium. Tapiii.... males banget ngidupin oven!
Namanya sambel ya pedes... meskipun menggugah selera makan dan menghilangkan nausea, aku cuma bertahan suka makanan ini satu minggu doang. Karena perut mules, aku gak mau dan gak selera makan sambel ini lagi. Tapi kalo lihat fotonya.... hhhmmm.... tetep ngences deh! hehe...

Perkedel Tahu

Well, indeed potato is commonly used for perkedel but white tofu (tahu) isn't less delicious for a recipe for perkedel. Using tofu is also less difficult since it is soft enough to be mashed (without peeling and boiling as well). Let's see how I make it.

base ingredient:
1 kgs tofu, mashed1
1 medium carrot, tiny cube cut
4 garlic cloves, minced (more if preferred)
4 shallots/2 spring onions, thin sliced (prefer spring onion including the green leaves)
salt and white pepper, as desired
2 large eggs, mixed with mashed tofu2

for frying:
2 large eggs, finely scrambled for dipping
vegetable oil

flavoured (choose one or mixed two):
1 cup chicken/beef mince
1 medium canned tuna (prefer the spicy one)
1 sausage, chopped
1 cup corn cernel
1 tbs chilli, minced

Let's make it:
  1. On a medium bowl, mix all the base ingredients together. Add preffered flavour and mix finely. Form perkedel into cake about 5 cm round and 1 cm thick with your hand.
  2. Pour oil about a half cm thick only on a medium preheated fry pan3.
  3. Dip perkedel into scrambled eggs and fry until golden on both two sides.
  4. Drain on towel paper.
  5. Served with warm soup would be a great appetizer.
Photos:



Perkedel Tahu with nothing


Perkedel Tahu with Chilli and Tuna


Perkedel Tahu with Corn Cernel

Tips
1
I am used to using my finger instead of food processor. So it isn't too soft and some little chunks of tofu look fine for me.

2
The number of egg could depend on the amount of flavour added into based ingredient. If you think it cannot be formed into cake, just add one more egg.

3
Too much oil would be disaster for your perkedel, as well as too hot oil! Use fork or flat spoon to reverse perkedel.

14 December 2006

Api Lapindo

Foto ini dicopy tanpa ijin dari halaman detik.com, sekedar ingin merasakan keajaiban alam di halaman blog sendiri. Tidak untuk diperjualbelikan kok, maaf ya... udah nyomot foto, hihihi.... *innocent mode on*

Photobucket - Video and Image Hosting

Poligami

Prof. Quraish Shihab dalam buku berjudul "Perempuan", menegaskan "poligami adalah pintu darurat di pesawat, tidak dibuka kecuali emergency dan atas izin pilot".
(dikutip dari berita antara)

Aku mencoba menganalisa makna "darurat" di kalimat itu tapi rasanya pikiranku kok dangkal banged ya... susah gitu maksudnya! Apakah poligami itu selalu dalam keadaan terpaksa (darurat)? Tidak terencana dan terorganisir? Bukankah seorang laki-laki yang menginginkan poligami karena suatu alasan (misalnya libido, keuangan, dsb), harus telah mencapai level keimanan tertentu sesuai yg dipersyaratkan dan untuk mencapai level ini perlu tahap belajar yang membutuhkan waktu. Level ini pun perlu bukti otentik dan pernyataan ikhlas dari istri. Mungkin ini yang dimaksud "izin pilot". Nah, posisi suami sebagai apa dong di kalo istri diibaratkan pilot? Sebagai penumpang kah? Hehe... emang posisi suami lebih sering numpang sih, aaah... pikiranku jadi ngeres! Udah dangkal, ngeres pula! Byuh... stupid kok ra uwis-uwis.... Memalukan! :(

Lanjut ah! Tidak hanya pihak suami yang harus belajar adil sedemikian sehingga memenuhi persyaratan poligami, pihak istri pun harus mencapai tahap ikhlas yang tinggi sebelum bisa dipoligami. Wanita kedua pun harusnya mencapai tahap ikhlas ini. Mungkin seperti itu idealnya. Kata "ikhlas" ini loh... kok menjadi kata yang "berat" bagiku ya... hiks! Rasanya aku gak mampu untuk mencapai level ikhlas yang tinggi itu. Dalam keseharian yang sederhana pun, entah aku mampu ikhlas atau enggak, emosi aja masih sering meledak-ledak. Sepertinya jelas aku gak mampu dipoligami. Namun masih banyak yang bisa dilakukan untuk mengganti sunnah poligami ini kok, masih banyak jalan menuju surga dan sepertinya lebih banyak dan aman.

Sekali lagi pikiranku terlalu dangkal untuk memahami makna poligami ini dan menggambarkan kehidupan orang-orang yang berpoligami. Kepala jadi kenyut-kenyut! Byuh...byuh...

11 December 2006

Distinction

Lagi-lagi nilaiku cuma Distinction (DN). Session ini lebih mending karena DN-nya gak nyebelin. Session kemarin emang nyebelin banged (temporary emotion though) karena nilaiku kurang satu poin aja udah High Distinction (HD). Btw, aku udah nyoba meningkatkan gaya menulisku di essay dan juga presentasi.

Selidik punya selidik, bagi lecturers-ku DN adalah reward to students who have "put and add something" into their study, as shown in the essay and presentation. In other words, instead of rewriting or just discussing what we have studied during the lecture, DN students are able to gather another resources with the lecture to develop such a new idea. However, asserting a new idea should be convinced with related research results and expert's arguments, as well as should be written in a well organised sentences. Nah, di sini aku masih punya kelemahan, terutama dalam mengorganisir arguments. My lecturer says in addition that I did some grammatical errors. Indeed, several paragraphs of my essay's awkward, terutama di bagian terakhir. Maklum, udah eneg ngedit tiap hari essay sepanjang 5000kata lebih. Seandainya gak ada kesalahan grammar, atau minim kesalahan, mungkin udah dapat HD.

Anyway, sudah lewat.... harus menjadi pelajaran! DN isn't bad kok. Horaaayy.... akhirnya bebas dari compulsory courses!

06 December 2006

Jaman Kos

Beberapa hari ini aku sering ingat jaman kuliah, khususnya kehidupanku selama di kos-kosan. Rasanya pengen kembali ke masa-masa yang menyenangkan. Terngiang juga masa-masa menyedihkan, yang ternyata bisa dilalui dan berlalu menjadi masa lalu.

Kuliahku dulu di Jogja, dan pertama kali aku menetap di kota itu tahun 1998. Jogja berjarak 5 jam dengan bus umum dari Kudus, kota kelahiranku. Aku tidak punya keluarga di Jogja, jadi aku harus nyewa kamar untuk bernanung, istilahnya ngekos.

Pertama kali ngekos, aku tinggal di kosan yg serumah dengan ibu kos, pemilik rumah. Dapur dan kamar mandi jadi satu. Kamar yg dikoskan juga cuma4 kamar. Rumah itu memang tidak besar apalagi megah. Dindingnya kusam, lantainya cuma diplester semen alias tidak berubin. Ibu kos adalah janda beranak 5. Pekerjaan tetapnya adalah sebagai tukang cuci, yg waktu itu masih manual banget. Uang tambahan diperoleh dari hasil menyewakan kamar, yg dibuat dengan hanya menyekat ruang tengah dengan triplek. Pintu kamar mandi hanyalah seng, yang kalo ditutup mak krrreket... Harga kos setahun (1998-1999) cuma Rp 450.000 fully furnished, dengan ongkos listrik Rp 3000 per bulan. AKu memilih ngekos di rumah ini hanya karena kamarnya terang dan harganya murah. that's it, tidak mempertimbangkan keamanan, kamar mandi, lantai, dinding, orang-orangnya, dsb. Tanpa cang cing cong langsung tembak.

Temen satu kos dan keluarga ibu kos adalah keluarga pertamaku di Jogja. Hubungan antara anak kos dan keluarga ibu kos lumayan akrab pada awalnya. Kita saling kenal dengan baik, bahkan ada temen kosku yg sampe kenal dekat dg anak bu kos. Oh ya, semua yang tinggal di rumah itu adalah cewek, dan umurnya hampir sebaya (kecuali ibu kos). Di kepalaku sekarang yg terngiang adalah satu demi satu peristiwa yg terjadi di masa itu. Nonton TV, nyuci bareng, makan bareng, ngobrol di teras rumah, tidur di kamar temen, pinjem-pinjeman sandal, ngutang, curhat tentang cowok, nungguin pak pos, ngantri di wartel, belajar semalam menjelang ujian, dsb. Wah kalo diceritain bisa sampe dua tahun... hehe... karena aku tinggak di rumah itu hanya dua tahun saja. Aku pindah, dan semua temen-temenku seangkatan juga pindah karena kita merasa tidak nyaman lagi dengan keluarga ibu kos. Karena suatu masalah yg kita sendiri tidak jelas. Kita dituduh ngerasani keluarga ibu kos, yg notabene ada salah satu anak ibu kos yg hamil di luar nikah... padahal sebenernya kita gak pernah ngrasani... wkatu itu kita ngobrol biasa aja, kumpul2 di kamar seperti biasa.... hiks.... Kami berlima: Titik, Lis, Eti, Yuyun dan aku. Akhirnya nyebar pindah kos sendiri-sendiri, kecuali Titik dan aku pindah ke rumah kos yg sama.

Kosanku yang kedua. Rumahnya agak mending, lantai berubin, sebagian keramik, besar dan terpisah antara kosan dan rumah induk (tapi bersebelahan). Gak kenal akrab dengan keluarga ibu kos, tapi akrab banged dengan anak kos lainnya yg kira2 15-an anak. Sampek ada iuran bulanan, jadwal piket nge-pel rumah ama bersihin kamar mandi, hal yg gak ada di kosanku yg lama. Lagi-lagi aku memilih rumah ini karena murah dan kamarnya terang oleh cahaya matahari. Murah dibandingkan harga kosan tahun itu (2000). Aku cuma mbayar Rp 600ribu setahun fully furnished. Tapi kamarku kecil, berukuran kira-kira 2.5 x 2.7 m. Cukup untuk satu orang saja, untung aku gak punya banyak barang, kecuali buku. Salah satu teman ada yg punya TV, di hari-hari tertentu kita sering nonton sinetron bareng. Seru deh. Masih ingat dulu jaman sinetron cerita cinta (atau apa ya??) yg dibintangi Tengku Frimansyah ama Cindy Fatikasari. backsongnya lagu Dewa dan sinetron/film yg lain. Yg seru juga kegiatan nyuci bareng, masak bareng, antri mandi, air habis numpang mandi di kos sebelah, pinjem-pinjeman sandal masih berlanjut, bakar jagung, ngerjain cowok, curhat, nangis-nangisan, ngerjain tugas bareng... oh ya, ada 3 orang temenku sekelas, sejurusan yg tinggal di kosan itu.

Personally, aku banyak mengalami perubahan. Dari rajin belajar menjadi agak rajin belajar, kebanyakan ngrumpi dan main, hehe... Dari punya pacar menjadi gak punya pacar. Di-pdkte-in ama cowok. Itu saja sih. Temen-temen di situ berkesan banget. Banyak yg suka curhat ama aku, karena aku kalo dicurhatin cuma ndengeriiiinnn terus dan gak tak ceritain ama orang lain. Ada dua orang temen yg ngekos sekamar. Keduanya saling konflik, yg satu begini dan yg satu begitu. Tapi gak berani negur, cuma pada diem-dieman. Tapi masing-masing curhat ama aku saling cerita si ini benini si itu begitu. Seru deh.... Ada yg curhat tentang cowok begini dan begitu. Padahal aku sendiri juga nangis-nangis darah sampe kurus karena putus ama pacar, padahal aku sendiri yg mutusin, hahaha.... Sebagian besar dari temen-temenku di kos ini udah pada lulus, kerja dan nikah. Seandainya bisa reuni, indahnya...

Aku pindah ke rumah kos ke-3 tahun 2002. Alasannya, harga kos naik dan temen dekatku Titik udah lulus. banyak temen2, mbak-mbak yg udah lulus juga. Kosan jadi kurang rame dan anak-anak baru kurang asik. Temen satu kosku juga ikut pindah dan kita kos sekamar berdua. Dia bernama Nisa. Nisa ini bener2 temen. Nisa, where are you now... I miss you so much! Ini orang paling penurut. Baik banget ama aku, tak suruh begini begitu nurut. Enggak protes. Aku marahin juga diam aja, paling senyum2 soalnya aku marah2nya gak mutu, hehe... Kadang2 agak manja sih ama aku... dan dia malesnya bukan main. Kamar kita bagi manjadi dua area, areaku dan dia. Di wilayah kekuasaan dia, fyuh... berantakan. Emang dia merasa nyaman dengan berantakan. Tur aku yo luweh wae, kalo aku berantakin tempat dia gak masalah... toh emang aslinya berantakan. Aku juga suka ngabisin jajan dia. hiks... dia kayak sodaraku. Bener2 deket. Aku lulus kuliah semasa di kos ini. Masih ingat dulu syukurannya, makan-makan ayam panggang masakan ibuku. Dibawain langsung dari Kudus, aku cuma nyiapin nasi, lalapan dan sambel. seru deh... rame banget. kata bapakku, kayak ayam dikasih jagung. hehehe... Terakhir ketemu Nisa waktu dia wisuda. Di hari wisudanya, dia tinggal di kosanku yang ke-lima. Oh ya, ceritanya dia lulus pendadaran langsung pulang kampung, dari pada di Jogja cuma nungguin wisuda. Aku yang merias dan nyiapin pakean wisudanya. Masih ingat, sebagai syukuran wisuda dia gak ngajak aku makan-makan apa gitu cuma beliin aku apel, alasannya biar aku diet. hehe...

Aku pindah kos yang keempat, karena adikku mau kuliah di Jogja. Jadi nyari kosan yg bisa sekamar dengan adikku. Kosanku yg keempat ini isinya anak-anak orang kaya (kecuali aku). Hampir semuanya anak UGM (kecuali aku dan adikku). Waktu itu aku udah cpek tinggal di ksan menyedihkan kali ya... Gak ada piket, soalnya ada pembantu yg bersihin sekitar kosa, fully furnishes kasurnya busa (biasanya kasur kapuk yg udah keras), ada kulkas, sekurity door, hehe... tapi harganya memang mahal, Rp 250ribu sebulan (tahun 2003). Aku udah kerja. Alhamdulillah affordable. Di kos pertama sampe ketiga aku, sebagian besar aku bayar sendiri juga sih tapi cuma dari beasiswa toyota astra yg lumayan (waktu itu). Oh ya, ingat nih... uang sakuku sebulan tahun 1998 cuma Rp 20ribu (mesti disisain untuk naik bis mudik RP 9rb). Percaya gak percaya. Paling banyak seumur-umur jaman kuliah dikasih orang tua adalah Rp 100rb dan itu sekali dua kali, malah aku gak tega ama orang tua. Aku hidup dari ngasih les matematika, beasiswa (sepanjang kuliah dapat beasiswa terus) dan hidup a la irit. namun, ini bukan mengeluh loh... aku bahagia menjadi seperti itu.

Di kosan keempat ini aku akrab dengan keluarga ibu kos. Ada mushola dan keluarga ibu kos ini rajin sholat jamaah. Selain itu anak-anaknya juga sebaya dan seangkatan. Makan bareng, fitness (cieh... udah bisa bayar ongkos), nonton TV, ngobrol dsb. Cuma aku merasa tua di kosan itu. yang ngekos kebanyakan anak-anak baru kuliah seumuran adikku. Aku paling ngobrol ama anaknya ibu kos yg seumuran, ama anak kos yg lain cuma sekedar kenal. Paling denger cerita ttg anak2 kos dari adikku aja. Lagian aku kerja, udah mulai sibuk. Temen-temen kuliah senagkatanku udah banyak yg lulus dan pulang ke kota masing-masing. hiks...hiks... kemudian aku pindah lagi karena eman-eman duit. Pengen nabung. Cuma bertahan 6 bulan saja di kosan ini. Tapi setelah pindah, aku masih akrab dan sering main ke rumah mereka juga.

Di kos kelima, jauuuuh dari kampus. Mesti naik bis kalo ke kampus. Harga kos emang lumayan murah, Rp 1,2juta setahun (2005). Kamarnya enak, bright and airy. Letaknya bersebelahan dengan rumah induk. Yang ngekos sedikit (4orang) dan pada sibuk kerja. yang aktif di kos cuma 3 orang, aku, adikku dan satu orang lagi namanya Harni. Mahasiswa. Tapi untuk biaya hidup, dia kerja bersihin rumah bu kos, nyuci pake mesin sih, nyetrika dan kadang-kadang masak. Harni ini juga baik ama aku. Kalo aku masuk angin, kerokan Harni ini mantab. Duh... kangen kerokan Harni.

Sebenernya di kosan terakhir ini suasanya sepi, gak seperti kosan sebelumnya. yang bikin rame cuma adikku aja. Gak ada piket, gak ada makan-makan, ngrumpi, dsb. Seperti ada sinyal bahwa sudah saatnya memulai hidup baru. Dan emang aku menikah setahun setelah tinggal di kosan ini, tahun 2006. Kehidupan baru dimulai. Sekarang aku masih tinggal di kos-kosan, tapi kosan yg sekarang beda. Seperti rumah sendiri, semuanya diatur sendiri mulai dari pasang telpon, listrik dan cari isinya. Bahkan pake tanda tangan kontrak segala. Kehidupannya bener2 individu. Aku enggak kenal temen satu kosku. Tidak ada acara bareng dengan temen satu building. Yup, kosan sekarang yg aku maksud adalah flat di sydney.

Kehidupan yang bergulir dan berubah. Jadi ingat kata orang bahwa tidak ada yang tetap dalam hidup ini, yang tetap adalah perubahan itu sendiri. Singkatnya, perubahan itu akan tetap terjadi. Seharusnya aku menyadari aku punya kehidupan yang bisa dipelajari, sehingga membuat perubahan yang berarti.

Anyway, ini postingan terpuanjangkuuuu..... menceritakan kehidupan selama 8 tahun yang lalu. Ini pun baru tentang pindah kos, belum satu per satu lembaran kisah hidupnya. Byuh...

29 November 2006

It's proudly announced

Tadinya enggak pengen ngumumin ke teman-teman, tapi ada satu orang saja yang tahu ternyata beritanya langsung tersebar. Susah deh menyimpan kabar ini, karena menurutku masalah kehamilan adalah masalah pribadi gak perlu setiap orang dikasih tau. Cukup keluarga sedarah saja yang tau. Namun, akhirnya aku umumin di blog ini, udah terlanjur banyak yg tau di dunia nyata. It's proudly announced. Sekedar berbagi kebahagiaan dan emang excited banged kok.

Sebenarnya, kita udah bikin pregnancy planning setelah setahun menikah. Pregnancy planning isinya ya konsultasi ke dokter tentang peluang kita hamil. Tes darah, tes fisik tentu saja. Gaya banged deh, kata temen. Hihihi.... bukan gaya, pengen hamil sehat saja. Memastikan kita siap mental dan fisik.

Cowok apa cewek? belum tahu, insyaalloh bulan januari nanti baru di USG. kalo boleh pengen, aku pengen anak cowok. Doakan ya... semoga sehat, lancar dan sesuai harapan kami. Amin.

Sekarang udah mulai nyari-nyari nama. Hehe... terlalu cepat gak sih? Baru 9 minggu. Badanku aja belum ada perubahan banyak. Anyway, barangkali ada yg mau nyumbang ide nama.

Teraniaya Suguhan

Pertanyaannya: kurang ajarkah aku?

Aku kerja jadi tutor matematika. Salah satu muridku adalah keturunan Indonesia. Keluarga mereka udah resmi menjadi citizen negara Australia. Di rumah pun ngomong pake bahasa inggris, kadang-kadang aja si ibu-bapak pake bhs indo. Anak-anaknya gak fasih bhs indonesia, karena sejak kecil mereka tumbuh di negara berbahasa inggris ini. Budaya yang dikembangkan di rumah itu, kata si bapak, adalah budaya australia plus islam, begitu. Katanya budayanya beda dengan Indo. Kesan ini saya tangkap ketika si bapak sering bilang: ini di australia tante, bukan di indo.

Aku kalo datang tutorin si anak, pulangnya selalu dikasih makan, disediakan makanan yg kata dia ini spesial makanan dari negara ini dan itu dan sebagainya. Menurut dia, mungkin apa yang dilakukannya adalah menunjukkan dia itu orang baik, pemurah, ramah dan sebagainya. satu dua kali, aku gak bisa nolak. Suatu saat aku nolak dengan halus, maaf ngrepotin. Kata dia: enggak kok, ini sekalian dinner bareng kita. Suatu hari berikutnya: Maaf, saya tidak bisa stay di sini. Jawab dia: sebentar aja kok tante! Selanjutnya: Maaf, saya mau langsung pulang! apa kata dia: Lock the door In (panggilan utk anaknya), don't let tante go! Dalam hatiku, cih... gak sopan banged. Oke deh, kalo ini bercanda. Tapi please, bercanda macam apa ini? Apakah ini budaya australia yg dia bilang. Oke, satu dua kali gak pa pa. Tapi sekali lagi, please deh... suamiku nunggu di rumah untuk dinner bareng aku. setiap kali aku pergi sampe lebih jam 5 sore, aku rasanya pengen cepat pulang, ketemu suami. aku tahu, suamiku capek kerja. pengen aja nemeni dia. apa salah aku pengen cepat pulang? kontrak kerjaku kan cuma nge-lesi 2 jam aja! Dan hari-hari berikutnya, aku pun masih nolak. Aku bilang terus terang, aku mau pulang sudah ditunggu suami. Eh dia jawab apa? "Ditelpon aja disuruh makan di sini!" *gubrak!* menurut kamu dia orang baik? Sekali dua kali mungkin oke. Tapi, please... kita bukan orang yang kekurangan makan. Hidup kita bukan semata untuk makan. suamiku capek lah pulang kerja. aku juga capek. bayangan kita setelah kerja hanyalah istirahat, bergumul dengan keluarga atau pijet-pijetan. Tawaran itu sudah aku penuhin, terlalu sering enggak aku tolak atau tolakanku gagal. Menolak dengan halus, sudah seribu cara. Pelan-pelan aku dan suami merasa teraniaya.

Selain itu masalah kesehatan. Jujur. Ini mohon maaaaaaafff. Itu rumah: jorok! si bapak suka bersin sambil masak. Bener-bener tersiksaaaaa. Obat di meja makan itu sampe berplastik-plastik. Kita wonder: mereka ini penyakitan apa kok obatnya banyak banget. meskipun rasa masakan enak, pake a la negara ini dan itu, tapi.... arghhh..... tebak sendiri deh gimana rasanya nelen makanan yg gak jelas bebas ingus atau enggak. hiks... hiks... huaaaa...... huaaa...... Sayangnya, ini cuma uneg2 dalam hati. Aku gak berani nanya langsung ata dibikin bercanda sambil nyindir atau gimana. Hanya blog ini luapan hatiku tertulis. Aku gak mau makan kok dipaksa, dan itu berlangsung berbulan-bulan. Hitung berapa sendok udah aku telen, kalo seminggu aku tutorinn 2x. kadang lebih kalo menjelang exams. Hiks...hiks...

Dan akumulasi keteraniayaan itu pun, kemarin, aku ungkapkan. Beberapa kali aku bilang sebelum ngelesi, "maaf, nanti saya gak usah disiapkan makan atau disuguhi apa ya... saya mau langsung pulang". Gak mempan! masih aja dipaksa dan bilang ke anaknya kalo lesnya selesai: "In, lock the door! otherwise tante kabur." Kadang-kadang aku masih kenyang, masih saja dipaksa makan. Kadang-kadang aku lagi males makan, masih saja... hiks..hiks... Setiap selesai tutor tasku langsung tak jinjing dan aku udah berdiri pamitan tapi.... selalu saja dipaksa! dalam hati aku selalu berteriak: aku ingin pulaaaaang...

Suatu saat, aku datang si anak belum pulang sekolah. Eh si bapak bilang: "Ini tante dikasih makan aja dulu!" mak tratab atiku. Aku terganggu dengan kata-kata: dikasih makan. Aku mungkin lagi sensitif, PMS kali.... tapi, entahlah... I took it too personally!

Aku curhat ke suami. Sebenarnya dari dulu suamiku udah mengindikasikan kalo semacam ini akan jadi masalah. akan ada hutang budi atau apa. Oh ya, suamiku pernah nolak diundang makan karena suamiku capek mau istirahat di rumah. eh dia bilang apa? "Om ini kok gak mau diajak keluarga". jelas dong dengan lantang suamiku bilang: "Pak, jadi keluarga itu gak harus setiap kali makan bersama. Enggak pake diundang makan pun orang Indo yang di Australia saya anggap keluarga. Saya kan kemarin udah sering makan di tempat bapak, saya tidak bisa sering-sering pak, nanti bapak bangkrut lo. Maaf pak, saya capek kerja seminggu, saya mau istirahat." (kira-kira begitu, nada bicara suamiku agak soft dan dibuat sambil ngguyu2). Suamiku udah bilang dari dulu ke aku untuk berhenti aja karena ada sesuatu, udang di balik batu, dari sikap-sikap mereka. Kita tidak berburuk sangka, tapi memang sikap mereka sudah terlalu berlebihan. Menurut kami malah Jawa banged, bukan western.

Aku curhat ke tutornya sebelum aku. Dia bilang: "masalahnya simpel mbak. kalo berhenti, kasihan anaknya! dan menjadi tutor matematika kan udah profesimu" Dia juga diperlakukan sama seperti aku, tapi dia kan single, gak ada komitmen untuk buru-buru pulang. beda kasus. Benarkah simpel? Mungkin iya... tapi sekali lagi, aku teraniaya. Aku bahagia bisa jadi tutor matematika, iya profesiku. Tapi tidak untuk dipaksakan kehendakku.

Usul pindah tempat ngelesi juga udah pernah aku ajuin. Pindah ke bowen library (seperti aku ngelesi anak HSC yg lain), karena aku sibuk, save time dan sebagainya. hayaaaaah.... gagaaaaaaallll. aku gak bisa berargumen, cuma bisa bilang: ya sudah kalo gak boleh! Padahal si anak tutoring kimia juga di bowen library. Huh, kenapa aku gak boleh.

Akhirnya, muntub muntub sudah keinginanku untuk tidak makan di rumah itu. Sebelum berangkat aku telpon: "Maaf, saya tidak mau disuguhi makanan lagi kalo ngelesi. Kalo disiapkan suguhan, saya gak datang saja". Akhirnya, dia bilang "oh iya iya tante, enggak ya gak papa". bener aku berangkat, aku tidak dipaksa makan. Tidak ditawarin teh atau kopi. tidak dipaksa-paksa. Hanya air putih seperti biasa, yang aku minta. Hanya air putih saja.

Aku datang untuk kerja. Aku datang untuk menularkan ilmuku. Aku datang sekedar membantu anak kamu belajar matematika. Aku tidak datang untuk undangan makan dan aku tidak datang untuk dikasih makan. Kurang ajarkah aku menolak disediakan suguhan?

27 November 2006

Masakan Gak Enak

Semenjak pertengahan Ramadan lalu, rasa masakanku ga enak. Cuma resep sederhana juga rasanya kalo gak keasinan, kemanisan atau anyep. Bikin pasta/mi yang instan pun... hiks... gak enak!! Formula yang dipake sama. Alat masaknya juga sama. Kenapa ya.... :(

Sekali-kali nyoba resep baru. Udah nurut dengan resep loh, hasilnya masih saja kurang memuaskan. Terakhir bikin tiramisu. Tadinya udah merencanakan mau posting tentang bikin tiramisu ples fotonya. Karena gagal, gak jadi deh... Hasilnya lembek, enggak kentara lapisan-lapisannya dan rasanya terlalu kopi banget. Padahal tiramisu itu khusus untuk ulang tahun suamiku. hiks...

Alternatively, sekarang suamiku yang masak untuk kebutuhan sehari-hari. Aku menyiapkan bahan-bahan, dia yang ngasih bumbu, nyampur-nyampur dan masak. Cuma, menu kita jadi lebih sederhana. Kalo gak oseng-oseng, ayam goreng atau telur dadar (ceplok).

20 November 2006

Kok Sempat?

Pertanyaan itu yang selalu aku dapat kalo ketahuan aku kerja. "Kok sempat sih kerja?"

*menghela nafas*

Sodara-sodara, waktu itu relatif. Pasti sodara-sodara percaya kan bahwa waktu itu relatif. Jumlahnya tetap, 24 jam sehari, 60 menit per jam tapi ukuran itu menjadi relatif, menurutku, berkaitan dengan aktivitas kita, ruang gerak kita dan persepsi diri kita terhadap waktu itu sendiri. Aku lebih cenderung ke faktor terakhir, persepsi kita terhadap waktu atau lugasnya perasaan kita ketika menghabiskan waktu itu sendiri.

Intinya, kalo aku santai ya santai sekalian gak dapat apa-apa. Banyak santainya. ngalamunnya, jalan-jalannya. kosong, tidak berfikir. akibatnya, tugas numpuk di belakang. Merasa punya banyak waktu. Kalo aku sibuk ya sekalian sibuk dan justru aku produktif, cenderung menyelesaikan tugas dengan lebih awal. Merasa sibuk, tidak punya waktu.

Jadi, kok sempat kerja? Ya emang disempatin, biar produktif. Biar tubuhku aktif. Tapi anehnya, aku gak suka sibuk berorganisasi, atau ngumpul-ngumpul dengan sesama teman. Entah aku emang aneh, suka menghindar dari komunitas. Menjauh dari peer activities. Aku suka sak-penakku dewe. Aku yang membuat peraturan untuk diriku sendiri, termasuk peraturan mana yg mau aku ikutin. Waktu aku yang atur, kapan untuk sekolah, kerja dan keluarga. Aku emang egois, menyempatkan diri untuk kesibukan pribadi aja. Pribadi bukan hanya aku, tapi keluargaku. Meskipun aku sempat kerja di luar, sekolah, ngajar semuanya aku atur agar tidak mengganggu kehidupan keluarga. Saatnya kawin ya kawin. Saatnya punya anak ya punya anak. Gak bisa kawin atau punya anak ditunda setelah kerja (kaya) atau setelah lulus kuliah.

Jadi, kok sempat? kapan belajarnya, kapan ini kapan itu. Ya kapan aja, tinggal diatur. Siapa bilang yang single dan gak kerja, hasil belajarnya lebih oke. Gak selalu! Iya kan?

17 November 2006

No Longer Nightfiller

For a reason, my manager at coles broadway kindly gives me other job instead of nightfiller, who works at midnights. FYI, his initiative loh, I didn't ask. Since a day after I wrote my last post entitle tidur, I work as Morning Presso team, still under grocery department. It can be described as a display team. You know, at night, nightfiller fills the shelves but they just fill them with, not really arrange the things. Meanwhile, morning presso team works in the morning (start at 6 am, finish at 10 am) sorting and arranging the things such a way neat, attractive and help the customers reach them.

It sounds easy but not really for beginners. I spend almost four hours for one aisle (two side shelves). Fyuh! We are instructed to work quickly and perfectly. Ah...basbang deh! I am a little sebel with nightfillers sometime, because they do not place things on the right place or make the shelves messy.

This job would be challenging for me. I am happy with this job, not because it seems easy or do not need to lift up heavy boxes but because it is in the morning. Wallahu 'alam, I feel like Alloh helps me to recover my sleeping problem. Now, there is no reason for not sleeping at night. Even though it is still a bit hard, now I have been trying to sleep in the afternoon for a while after working and at early night.

So, I have a fantastic experience as a nightfiller for 3 days (12 hours) only. Now I am a morning presso one. A student, a math teacher, certainly. Not mainly for some more cash, but I feel better being a busy person by my way. What a life.

15 November 2006

Tidur

Aku sebetulnya suka tidur. Kalo tidur cepet, gampang dan betah banged. Sejak kecil aku terbiasa tidur siang dan malamnya tidur dari jam 9, paling lama jam 10. Sewaktu SMA, aku mulai tidur sampe tengah malam, tapi ah... cuma sampe jam 11 malam. Jaman kuliah pun aku masih suka tidur siang, barang cuma 2 jam, hehehe... secara aku ini gak bisa tidur cuma 1 jam. Tidur sebentar malah bikin kepala pening, mending ga tidur sekalian. :D

Sejak aku kerja, aku gak terbiasa tidur siang lagi. Tapi selalu mengusahakan tidur sebelum jam 10 malam. Tapi kalo hari libur, aku bisa tidur siang sampe 4 jam dan setelah bangun shubuh masih tidur lagi 2 jam. Paling tidak, tubuhku membutuhkan tidur sekitar 10 - 12 jam. Tidak aneh jika badanku bulet dan semok ya... hehehe...

Dulu aku suka ditegur kalo susah dibangunin atau suka tidur asal naruh badan. Juga ditegur kalo tidurnya kebanyakan. Gak sehat dan sebagainya. kapan belajarnya? Katanya juga, gimana nanti kalo punya suami dan anak? masak ditinggal tidur melulu! Hah... untungnya suamiku juga tukang tidur. Kalo weekend, setelah sholat shubuh kita bisa tidur lagi dan baru bangun jam 11 siang. Mandi dan makan. Nonton TV atau sekedar ngobrol selanjutnya tidur siang. Sore kita bangun, jalan-jalan ke luar sebentar... pulang, nonton atau nge-game dan tidur lagi. Atau, pagi jalan-jalan dulu, terus siang tidur dan seterusnya. Intinya, kita sama-sama tukang tidur. Klop deh! Tapi ini hanya terjadi di Australia, sejak kita punya unit sendiri. Gak punya tetangga apalagi sodara yang usil "ngomongin" di belakang. Dulu kita masih di Indo sering banget diomongin pemalas dan sebagainya. Tapi ah... dasar udah bawaan dari kecil, tubuh ini gak bisa kompromi kalo gak dimanjain di tempat tidur. Bagiku sih gak masalah dibilang pemalas karena banyak tidur, yang penting kerjaan beres kan. Dari pada gak tidur tapi kerjaan gak beres? Nah!

Cerita tentang di Australia lagi, selama hari kerja (weekdays). Kuliah kan by research, gak ada lab dan gak ada jam ngantor yang baku. Terserah, asalkan ada progression alias literature review jalan terus. Ikut kuliah juga cuma seminggu dua kali dan selalu sore hari. Pola tidurku, gila! Malam, suamiku selalu tidur lebih awal (jam 9) karena kerja pagi sampe sore. Mana tahan lihat orang tidur, aku biasanya ikut tidur. Tengah malam biasanya bangun kemudian hidup dengan komputer, atau tidur lagi kalo gak ada kerjaan. Jam 3 pagi mulai tidur, shubuh bangun nemeni suami siap-siap kerja dan setelah suami berangkat kerja aku tidur lagi sampe paling enggak kam 9 pagi. Sehingga kam 10 pagi aku baru mulai kerja, bener-bener kerja sampe sore kam 5 atau kadang jam 9 malam (pulang langsung tidur :)).

Sejak bulan puasa kemarin, aku mulai susah tidur. Seingatku, aku hanya 4 kali saja melewati malam Ramadhan dengan tidur, selebihnya aku gak pernah tidur malam. Aku selalu tidur setelah shubuh sampe jam 9 pagi saja. Akhir-akhir ini juga. Aku lebih sering tidur pagi selama weekdays. Tapi selama weekend, pola tidur tetep sama, molor teruuss... karena aku ma suami sama-sama di rumah gak kerja.

Aku cerita ke temanku, kenapa sekarang aku aneh. Gak suka tidur malam meskipun udah menguap-nguap, hanya tidur pagi saja dengan kepaksa sebagai bayaran belum tidur malam. Kata temenku aku stress. Aku pikir-pikir, aku tertekan oleh apa? Dari dulu kecemasan dalam hidupku ya itu-itu saja dan aku menjalaninya dengan cara yang tidak beda-beda banget. Beban hidupku selalu ada dan yah... aku begitu menyadarinya sebagai bagian hidup. Dan tidak merasakannya sebagai tekanan. Aku begitu menikmatinya. Mungkin tuntutan kerjaan, kata dia. Malah aku baru saja menyelesaikan literature review dan supervisor ngasih pujian ke kerjaanku, meskipun aku mempresentasikannya dengan beberapa kali (dan akhirnya masih gagal juga) melafalkan "heterogenously", It was funny, hiks! Yang penting kan bahasannya, anyways.

Kembali ke soal tidur. Aku menyadari berkurangnya jam tidur dan berubahnya pola tidur ini sejak musim dingin. Salah satu antisipasinya, aku nglamar kerja jadi nightfiller di jaringan supermarket terbesar di australia. Diterima boo... Bener-bener rencana gila! Aku sudah menjalaninya sejak seminggu yang lalu. Daripada malam hari nglakuin hidup yang gitu-gitu aja, aku pikir gak papa lah kerja malam. Suamiku bilang oke, asalkan jaga kesehatan. hehe... Mulai kerja jam 9 malam selesai jam 2 pagi. Untung, sekarang ini hidup di sydney. aman terkendali meskipun (keywordsnya) cewek, malam, berkerudung, sendiri, public buses.

Dari bekerja ini aku berharap aku capek dan pengen tidur. Tapi, tidur pagi pun masih aku paksa sebagai peringatan aku belum tidur dan aku harus tidur untuk kesehatan. Sudah dikelonin ama suami, masih aja susah tidur. Tidur siang apalagi, sudah gak jaman bagiku. Karena satu alasan tertentu, seharusnya sekarang ini aku harus banyak tidur seperti dulu, seperti yang biasa tubuhku minta. Karena ya seperti itulah tubuhku, minta banyak tidur. Namun, rasanya aku ingin selalu hidup. Apakah ini balasan aku dulu tidurnya lama? Apa salah dulu aku tidurnya lama? Apa ada yang nyumpahin aku ya? hiks.... atau mungkin gak sih perubahan hormon mempengaruhi pola tidur? Tapi hormon apa dulu tuh? atau kenapa ya... Kurang olah raga? masa sih! dari dulu aku gak pernah olah raga rutin kok. kenapa ya..... please... aku pengen tidur dalam kenikmatan. Ngorok dan pulas.

01 November 2006

Harapan Baru


.
.
Nasi kuning lagi
Syukuran lagi
Harapan lagi
.
Nasi kuning kali ini lebih nikmat, beda dengan nasi kuning sebelumnya
Bukan karena ada urap bayam, kering tempe/teri, dadar gulung dan ketimun
Tapi, karena "momen itu" terjadi di bulan suci Ramadan dan kita menghikmatinya di hari raya Idul Fitri [cuman baru sempat posting sekarang, ^_^]
Sungguh rasa syukur kita bertambah-tambah
.
Betapa bahagianya
Sejenak kita melupakan kerumitan masa
Mengumpulkan harapan baru
.
Semoga yang dicita-citakan terkabul
Amin
.
====================================================================

31 October 2006

Bukan Kebebasan

Ingin sekali melupakan hari ini hari apa dan tanggal berapa
Ingin sekali meninggalkan kehampaan dan kebosanan
Ingin sekali merasakan kebeningan dan kesejukan

Ruang research student ini semakin hari seakan semakin kejam
Ruang ini seakan bisu dalam keriuhan pikiran-pikiran sang research students
Student-student yang membisu seakan kata akan menghabiskan waktu
Semua menantikan kebebasan

Ah, tapi bukan
Bukan ruang ini yang merenggut kebebasanku
Bahkan ruang ini yang selalu mengantarku bebas merangkai pikiran-pikiranku
Entah kebebasan apa yang aku inginkan, jangan tanya dan jangan menganalisa
Karena aku tetap ingin hidup di ruang ini

Secangkir capuccino,
Segelas yogurt dan berries,
Setengguk air mineral,
Semangkok salad?

Tidak. Mereka tidak lagi menyegarkan kebunetanku.

Sekali lagi,
Ingin sekali merasakan kebeningan dan kesejukan
menghidupkan ayat-ayat suci
yang menjanjikan kebeningan dan kesejukan
Aku merindukan Tuhanku

29 October 2006

Pap Smear

Apakah pap smear itu?
Pap smear adalah suatu tes sederhana untuk memeriksa kesehatan leher rahim (cervix). Tes tersebut hanya memerlukan waktu beberapa menit saja dan tidak sakit.

Tes tersebut adalah cara terbaik untuk mendeteksi dan mencegah kanker leher rahim.


Mengapa perlu memeriksakan diri untuk pap smear?
Pap smear dapat memperlihatkan tanda-tanda peringatan dini adanya kanker di leher rahim. leher rahim terdapat di dalam vagina, yang merupakan pintu masuk ke dalam rahim (uterus).

Kadang-kadang sel-sel kecil leher rahim yang sehat dapat berubah menjadi tidak sehat (abnormal). Hal ini terjadi tanpa disadari. Sel-sel yang abnormal tersebut dapat ditangani oleh seorang doketer jauh sebelum menjadi kanker. Sampai 90% kanker leher rahim yang paling umum mungkin dapat dicegah jika perubahan sel dini terdeteksi dan diobati.


Siapa yang memerlukan pap smear?
Jika wanita telah melakukan hubungan seks, dia harus memeriksakan diri untuk pap smear setiap 2 tahun. Para wanita harus memeriksakan diri secara teratur sampai dengan usia 70 tahun.
.
Bagaimana pelaksanaan pap smear tersebut?

Pertama-tama dokter akan meminta pasien membuka baju dari pinggang ke bawah dan berbaring telentang untuk pemeriksaan tersebut.
Kemudian dokter akan mempergunakan sebuah spekulum untuk membuka vagina (seperti "tang" tapi dari bahan plastik untuk menahan leher rahim agar tetap terbuka, dan ada lampunya untuk menerangi si lorong gelap itu).
Dengan hati-hati dokter akan mengambil beberapa sel dari leher rahim dengan mengusapkan sebuah sikat kecil atau spatula (seperti cutton bud panjang).
Sel-sel kemudian dioleskan pada kaca preparat dan dikirim ke laboratorium pathology untuk diperiksa di bawah mikroskop.
.
.
Hasilnya kebanyakan normal.
Bagaimana jika hasilnya tidak normal?
Jika hasilnya ternyata tidak normal, hal ini tidak selalu bearti pasien terkena kanker. Sangat penting untuk mendiskusikan hasil ini dengan doketer dan perawatan yang mungkin diperlukan.
.
Berapa biaya pemeriksaan pap smear?
Di Australia, biaya pemeriksaan pap smear yg ditetapkan pemerintah adalah $10.40 (Lihat MBS). Bagi penduduk Australia yg mempunyai asuransi kesehatan medicare atau international student yang dikover oleh worldcare, biaya pemeriksaan ini (dan umumnya pathology yg lain) adalah gratis (dibayar 100% oleh medicare/worldcare). Kalo di Indonesia, duluuuu banget pernah dengar (word of mouth) harganya sekitar Rp 500.000 - an di RS Sardjito, Jogja. Enggak tahu ya sekarang...
.
Apakah lesbian perlu pap smear?
Ya! baca di sini.
.
Tulisan ini disarikan dari link ini, tutorial ini atau google di sini.

26 October 2006

Eid al-Fitr

Eid al-Fitr is the festival to mark the end of the fasting month of Ramadan. Ramadan is an Islamic holy month whereas all muslims must do fasting, start from down to sunset. The Islamic calendar is lunar, with each month starting at the sighting of the new crescent moon.

As we just finised our fasting of Ramadhan a few days ago, I would like to say "Eid Mubarak" (blessed eid) to all of my blog readers in Islam. Taqoballohu minna wa minkum, taqobbal yaa kariim. May Allah accept from us and from you. May Alloh give us chance to see the next Ramadan. Amin.

20 October 2006

HOBO

Hobo adalah sebutan bagi seorang pengembara. Pengembara ini diidentikkan dengan figur seseorang yang home-less, job-less, prospect-less, support-less dan less-less yang lain (maless?). Penampilannya biasa dideskripsikan sebagai orang yang berpakaian compang camping, rambut kumal, mabuk, bertongkat atau membawa bungkusan kain.

Wiki mencatat bahwa para sejarawan tidak bisa mengkonfirmasi dengan jelas dari mana asal kata hobo, yang bentuk jamaknya hoboes ini. Mereka berteori barangkali dari jorgan-jorgan yang tumbuh di masyarakat seperti: HOmeword BOund (seperti memerintah ke orang tsb: pulanglah ke rumah!), atau salam: Ho-boy! atau mungkin dari boso jepun: hobo (di semua arah)? Whatever lah!

Beralih dari sejarah ke gambar. Suka gambar ilustrasi? Seperti di samping ini adalah ilustrasi hobo karya Jawboneradio. Bagus ya! Nggendong teddy -bear mringis di tangan kiri dan membawa bungkusan kain di tangan kanan; pake jas dan mringis pula! Rupanya figur hobo ini telah menjadi ajang ekspresi yang cukup kreatif. Temukan katalog gambar hobo di link ini. Keren habis!

Gambar hobo menurutku tidak mesti penggambaran penampilannya, bisa juga menggambarkan pikirannya, masa lalunya atau perasaannya. Suka nggambar dan pengin sharing gambar hobo? Mungkin bisa dengan berkontribusi dalam the 700 hobo project, hanya dengan sign-up di flickr.com, si pengelola image gratis itu. Aku pengen deh bisa berkontribusi... tapi apa daya bakat minim ^_^

Translation Wizard

Are you Indonesian who still needs this sort of software? Have been trying GOO-go but not lucky enough? As far as I know, indeed most of the translation tool1 doesn't include Indonesian. That's good so you are forced not to use such an instant way, isn't that? :) Or perhaps you're disappointed because the language isn't popular? Hahaha... You might wrong, I bet!

I just visited this website and I found it pretty well translates languages (psstt... the true is not language but words though!) in Indonesian or vice verse. Its header is Fagan Finder. It doesn't only provide translation tool but also some useful links. Although it is not perfect so far, it is worth if you do not visit and play!

Other things related with Indonesian language, such as grammar, proofing tool, dictionary and more can be finded through Translation dot net. May this help.

Footnote
1 Babylon, Systran, Babel Fish, etc

19 October 2006

Fruit Talk

It is widely known that fruits are rich of vitamins as well as other recommended nutrition. Indeed, some people do not like a kinda fruit because its taste is to strong or its smell is too bad, like durian, starfruit, passion fruit, etc. The other reason is that some are used to consuming their local fruits, such as Javanese might not really like berry fruits or Aussie might feel strange having durian. It is true that people grows as their culture life.
















People migration from one culture to the others should have developing a multicultural environment. In this multicultural life, people is very likely sharing their habit, influencing each other. People brings their own behave into the other culture life. As well as people spreads out their local fruits on the other land. Some parts of this worlds are now multicultural. In term of fruits, I like this kinda multicultural life. Not only I can enjoy my favourite local fruits but try the other strange fruits.
















What is my favo fruit? emm.... it's a bit hard to say because I eat any fruit, as long as can be eaten, of course. I think I like mango, banana and grape pretty much. How about you? Ah.... no matter what kinda fruits you like, I believe, they are good for your health if and only if you have balance diet. Not less not too much!