16 December 2011

Kehilangan

Sekali, dua kali, tiga kali atau lebih... aku sudah pernah kehilangan. Saat itu aku pun belajar rasanya kehilangan dan beberapa di antaranya aku masih ingat betul rasa sakit dari kehilangan itu. Dan bagaimana waktu yang menyembuhkan sedih-sedih itu.

Sekali ini aku merasakan lagi kehilangan itu. Sedih. Dan sedihku semakin bertambah ketika aku takut bahwa waktu tidak akan sanggup menyembuhkan sedihku kali ini.

Bukannya aku tidak tahu bahwa aku harus menyerahkan semua ini kepada-Nya. Bukannya aku lupa akan bagaimana aku sudah diberikan contoh oleh Nya bagaimana mengatasi ini. Bukannya aku mau menjadi seseorang yang lemah atau menang sendiri. Tapi aku sedih dan hanya sedih.

21 October 2011

Seandainya ada satu ruang di ujung situ...

Kadang-kadang, aku ingin menjadi seseorang yang hanya mempunyai satu urusan saja pada satu waktu. Tidak seperti sekarnag yang ketika masak, aku ingat thesis. Ketika mengerjakan thesis, aku ingin conference. Ketika aku pergi conference, aku ingin belanja. Ketika aku belanja, aku ingat orang tua. Ketika aku pulang, aku ingat cita-cita. Ketika aku ingat cita-cita, aku memikirkan anak.

Ketika memikirkan anak, aku ingin kerja. Ketika aku kerja, aku ingat belum masak, belum bersih-bersih, thesis belum selesai, belum booking tiket, belum telpon guru, belum persiapan ini dan itu, mesti ke orientasi sekolahnya anak, bayar tagihan, ngurus direct-debit, ngurus pajak dan seterusnya ga ada habisnya. Kadang-kadang, aku bertanya kepada diriku sendiri bahwa semua urusan sudah aku urus sesimpel mungkin, semudah mungkin, mengapa semua urusan ini masih begitu terasa tidak simple.

Datang dan pergi tiada henti. Belum lagi yang namanya urusan perasaan. Kadang-kanga aku ingin punya switch-control di otak dan hatiku. Sehingga aku tidak selalu merasa bersalah. Sehingga aku tidak selalu merasa terburu-buru. Sehingga aku tidak selalu overwhelmed dan frustrated.

October this year and last year is the same, hati dan pikiran terlalu sibuk untuk semuanya. Seandainya ada satu ruang di ujung situ yang mana aku bisa mematikan semua sibuk itu dan hanya sadar untuk satu hal di satu waktu, untuk Sang Khalik.

07 September 2011

Kangen

Sepertinya ada suatu energi yang bergejolak di tubuh ini, terutama di hati ini. Energi yang menginginkanku untuk kembali ke suatu masa dimana aku bisa merasakan kasih sayang yang tulus. Seseorang yang dengan tulus mencurahkan pengorbanannya, merelakan hak miliknya, menekan keinginannya maupun membuang rasa irinya. Tidak lagi mempedulikan bahwa dia sendiri mempunyai hak atas kebahagiaaan yang diperolah oleh orang lain. Justru dia dengan ikhlas mengantarkan kebahagiaan kepada orang lain, meskipun itu sulit atau bahkan bertentangan dengan kebahagiaan yang diinginkannya.


Dia adalah ibu dan ibunya ibuku. Dua makhluk perempuan inilah yang mempunyai tempat tersendiri di hatiku. Gejolak dalam diriku saat ini sangat ingin sekali memaksaku untuk kembali ke masa-masa bersama mereka dan seandainya saja aku bisa menghadirkan apa yang telah aku raih saat ini dihadapan mereka sebagai hasil dari pengorbanan kebahagiaan mereka untukku. Seandainya aku bisa memeluk lagi tubuh-tubuh mereka yang selalu melepasku dengan uraian air mata, aku ingin sekali mengatakan bahwa aku pergi untuk membawakanmu mimpi yang indah, sesuatu yang akan kamu banggakan dan bahwa pengorbananmu tidak akan sia-sia. Bahwa jangan ada lagi kepedihan dalam hidupmu.


Seandainya aku tau kepergian mereka akan demikian cepat... Seandainya aku tau bahwa aku akan merindukan mereka seperti ini, mungkin aku memilih untuk selalu tetap di sampingmu. Minum teh hangat setiap pagi dan sore bersama. Mengantarkanmmu dengan naik becak, jalan kaki atau kuboncengkan sepeda motor, ke pasar, tukang jahit ataupun cari hutangan di bank dan ke pegadaian. Juga bersama setiap saat di dapur meskipun tidak selalu kita tertawa bersama, tidak selalu bicara hal-hal yang indah...


Ah... mungkin juga tidak... Aku masih ingat senyum kebahagiaan mereka ketika aku memberikan hadiah keberhasilan itu kepada mereka. Aku masih bisa merasakan peluk eratnya waktu itu. Aku masih bisa mendengarkan mereka mendengungkan keberhasilan itu ke teman-teman sejawatnya. Keberhasilan yang mungkin tidak pernah aku capai jika aku tetap di sana meskipun selalu di sisi mereka. Sesuatu yang lain yang tidak bisa dihadirkan oleh anak-anak mereka yang lain. Sesuatu yang aku tau yang mereka inginkan namun tidak mungkin mereka raih sendiri...


Namun aku tetap punya keinginan itu, mengulang sekali lagi masa-masa bersama mereka. Menjalani hidup senang dan sedih bersama dengan ketulusan dan keserhanaan. Kangen ini lebih dari kangen yang dulu. Dulu, ketika aku tau bahwa jika aku pulang akan ada mereka. Yang meskipun sesaat aku masih bisa melepas kangen. Aku masih bisa minum teh hangat buatannya, mengantarkan mereka ke pasar, tukang jahit, bank atau pegadaian dan juga bersama setiap saat di dapur untuk mecurahkan isi hati, keresahan, ketakutan dan kepedihan hidup. Kangen...

29 August 2011

La illa ha illaLlah

Membaca dan membaca kisah hidup itu membuatku bersedih. Namun apa yang bisa disangkal? Membuka hati, menerima dengan ikhlas dan mendekatkan diri kepada-Nya. Dengan seperti ini inshaAllah aku bisa lebih memaknai kehidupan sebelum dan sesudah sekarang ini. Semuanya milik-Nya dan akan kembali kepada-Nya. La illa ha illaLlah...

I do not want to be far way from You. Yet I know You are close to me. Love You always...

10 March 2011

Not Happy

I am not happy, currently. I do not know how to think that I am alright. I certainly need help.

02 March 2011

Ahnaf and Us

My little boy is now a big boy. He is growing up much healthier and stronger. I am so proud of him. He is so loving and caring of me. I have been leaving him on a day-care during the day for his early education before he starts his schooling age. I know he has to learn to be independent and to see the real big diverse world he will be living in. One thing that I am worrying is that I am not ready to accept that he is not a baby anymore that I can cuddle him every time.

21 February 2011

Facebook

It is a dare decision that nowadays someone a doctor to be doesn't have an active facebook account. And it is me... I miss to see my friends' photos, their status and comments. The case is identical to the closure of my networking application before, friendster. It is hard because I like to link to friends. Especially when I feel lonely, bored and down. T_T

14 February 2011

A Sunday from Coogee

Sunday yesterday, I got another bad luck again on a sydney bus, number 391... oooh... weeeell.... *deep sigh*

Entah di mana di dunia ini tempat yang hanya ada keadilan. Sebetulnya apa yang sedang terjadi sekarang ini. Ya Tuhan, dengarkan tangisanku, tolong aku...

06 February 2011

A Sunday to Coogee

Well, I've got to get on buses frequently while living in here, Sydney. The bus system is not that bad. I know the Gov keeps trying to perform the quality better. But you know, human is human and the driver, the people are human. There are only two options: good or bad. It is now your problem where you put your self in, whether heartfull or heartless. Okay, lecture is enough!

A Sunday today, on my way working at Coogee. I left my bus ticket in my pocket and perhaps a bit bent because of my movement. But, it was not bent worse, still straight. Unfortunately, the bus ticket didn't work when I dipped in the green machine of 373 coogee bus this morning. Then, the driver called me and suddenly, simply torn-out my ticket, dumped on the bus-dashboard without asking me further but said the ticket is no good and asked me to pay by cash (he pronounced cash like "cush" instead of "c[ae]sh")...

I was speechless and just starring on him, remembering the ticket was still valid for 4 rides of 1-2 sections. This is not acceptable, very very not acceptable but I didn't argue with him, simply I was speechless in the front of the white and narrowed eyes looking male driver. He looked as he was right, uncorrectable. Lucky I had another ticket and just dipped this ticket. Oh dear... I was hurt... but speechless. Then thought it would be useless arguing or asking his reason... he would persist that he was right, like just other people look like him that I know.

He should simply return my ticket and then say reasonably why my ticket is not working and what I must do... without over-acting like that. Oh dear... unbelieveble...*long sigh*

It was a humid morning on the way working and just wanted to start my day "peacefully". I will call a complaint line at sydney buses on 131500 tomorrow. I just wanted him to say sorry to me. The ticket is just a ticket valued at less than 4 bugs, but I am a woman with dignity. This is also respectful country supposed to be, for whoever living here. If this doesn't happen, I believe God would judge him to pay back my stolen ticket.

I have been living in Sydney since 2006. My experience dealing with Sydney people has been various. This has been enriching my living value, how to see other people as well as how to keep my mind, my heart and my step considerably, peacefully and lovely. Life is not long. Hurting other people is the same as destroying yourself.

30 January 2011

September Oktober 2010

Lebaran bulan September 2010 aku sekeluarga tidak pulang. Telepon ke bunda paling tidak 3x seminggu, sms hampir setiap waktu...

SMS Ibu 17 Sep 2010, jam 5:03 pm
Ya mksh smg doanya dikabulkan Amin
2bln lagi Enis mlhirkn d Kuds
kmrn pertmuan kel Pati d jepang lancr
hbs lebrn aqu k Karydi kontrl evaluasi kes doakn smg lancr hslnya baik
squ kpkrn sedih

Aku balas dengan doa dan support untuk beliau. Balasannya:

5:55 pm
Ya mudah2an aqu bisa
memang betul apa yg km ktkn doakn ya

Kemudian aku kirimi foto Ahnaf sedang naik sepeda dan "face painting" spider di pipinya (kerjaan gurunya di child-care)

Ibu bertanya,
6:46 pm
Wjhnya knpa bukan luka bnran kan kasian ya udah

Aku jelaskan bahwa itu cuma gambar menggunakan cat wajah, kemudian beliau menjawab

6:57 pm
Ya udah Ahnaf mkn besar kan mkin ganteng smg cpt bsr sht n pinter sok rabo ulth Enggr ya

Di keluarga kami, kami selalu memberikan ucapan selamat ulang tahun satu dengan yang lain dan bunda selalu mengingatkan bahwa siapa yang mau ulang tahun. 22 September adalah ulang tahun Enggar, adikku sayang yang ragil.

2 minggu kemudian setelah mendapatkan hasil dari Karyadi, ibu sangat sakit dan dirawat di rumah sakit. Padahal dua hari sebelumnya waktu aku telpon, ibu mengatakan bahwa bapak yang merasa agak mual. Aku sangat kaget bahwa ibu yang masuk ke rumah sakit. Terakhir bicara dengan Ibu via telepon adalah 7 Oktober, kami tidak berbincang banyak, bunda hanya megatakan ya, ya dan ya, setelah apa pun yang aku katankan, bahwa bunda harus kuat, bunda supaya makan, bahwa aku selalu mendoakannya dan aku akan segera pulang... Setelah itu ibu selalu sedang tidur ketika aku telepon. 8 Oktober aku transfer uang untuk keperluan ibu dan 21 Oktober obat yang aku pesan untuk ibu baru sampai, tapi semuanya useless, couldnt help at all, of course, it was divined like that and I did the best I could. Hope she everyone knows, I did the best I could...

Bulan Oktober 2010 aku ditakdirkan mengurusi UNY mengunjungi UNSW, UoW, ethics applications, IER conference, Ahnaf my loving son, pindah kerjaan... aku memang segera pulang, tapi ternyata takdir memberiku terakhir kali mencium dan memeluk bunda 6 November 2009, setahun sebelumnya. Bunda, I miss you.

27 January 2011

100 Hari

Hari ini, 27 Januari 2011, tepat 100 hari meninggalnya ibu. Sungguh akua masih belum percaya kalau ibu telah tiada. Kadang-kadang masih kepikiran untuk mengirim sms atau sekedar telepon semenit dua menit ke ibu. Nomor ibu masih aktif memang, namun adik saya yang membawanya. Mungkin adik-adikku juga masih berkabung sepertiku.


Ibu sedang apa ya sekarang di alam sana.... owh.... No more than missing you so much, bunda...

Kami sangat dekat, hati kami pikiran kami... Kesedihan ibu adalah kesedihanku. Upaya untuk meringankan bebannya belum sampai maksimal, kini beliau telah tiada. Aku masih ingat benar raut muka bahagia ibu ketika dulu, dulu sekali, dengan uang beasiswaku yang tidak seberapa waktu kuliah S1 di Jogja, aku membelikannya "wajan anti lengket" yang baru ngetop diiklankan di tivi. Juga ketika aku membelikan beliau "dandang tutup kaca" dan "cetakan muffin". Dengan rapelan gaji CPNS dulu beliau aku belikan "HP", "cincin", "giwang" dan lain sebagainya... dan diterimanya dengan senang hati... mungkin bukan karena harga dari sekedar materi itu, namun karena bunda bahagia punya anak yang memperhatikannya. Aku bahagia ketika ibu mengatakan bahwa aku cukup memperhatikannya, artinya ibu tau kalau aku begitu sayang padanya.

Ibu pernah mengatakan bahwa sudah cukup aku membelikan ini memberikan itu, sudah saatnya untuk diriku sendiri. Instead of giving the money to her, she wanted me to buy cosmetics to made me up, to buy branded clothes and to wear jewelery... as women should be... But never did that until she's gone because what I only thought is her burden of living cost and her happiness. We were different in seeing what beautiful of women is, at least in term of physical appearing. Anyway, I felt guilty, I wear now my jewelery and put on powder or lip-colour before leaving home as well as clean my face up properly. But not yet with clothes. Well, I'll find it out how myself adjust with this but if it turns likely otherwise feeling not confident, I'll be back to myself what I'm used to be. I believe she'll understand and happy still because I know better the other way to make her satisfies.