31 July 2006

Senyum Sapa

.
Banyak 'teman' yang aku punya, mulai dari 'teman' TK, SD, SMP, SMA, kuliah, kursus dan 'teman' dosen. Ditambah lagi 'teman' temannya 'teman', keluarga murid2 lesku, pengajian ataupun sekedar tetangga rumah. Pokoknya minimal mereka yang pernah kenalan ama aku dan sekedar ngomong2 sebentar kemudian mereka aku sebut2 sebagai teman. Kalo ketemu, aku selalu membiasakan untuk senyum sapa duluan. Hanya dari sekedar menyapa: 'hai...' atau 'apa kabar?' dsb, rasanya bahagia deh...
.
Kadang2 aku merasa ge-er juga sih kenal ama 'teman' yang pinter, terkenal atau kaya. Seneng gitu kalo bisa ketemu dan ngobrol untuk sekedar mendengar sedikit saja suara 'mereka'. Tapi sayangnya, aku lebih sering merasa bahwa aku bukan 'teman' mereka. Pasalnya, aku sering banget bertepuk sebelah senyum sapa. Kalo aku ketemu ama mereka yang aku anggap 'lebih' seringkali sapaanku tidak dibalas, senyumku dicuekin, apalagi berharap 'mereka' menyapaku balik, huh... najis aku kali ya... Seperti ada usaha menjauhi aku, supaya tidak disapa olehku gitu... hiks... Padahal aku tahu loh dari sorot mata 'mereka' bahwa 'mereka' kenal aku, 'mereka' melihatku atau 'mereka' sedang pura2 tidak tahu aku! Yah, enggak papa deh senyumku enggak dibalas, paling tidak aku udah senyum. Dari kejadian2 'tidak sapa menyapa padahal kenal' ini, aku jadi kepikiran, kenapa ya kok pada malu ama aku, hehe.... kadang2 juga cuma senyum pada diri sendiri, byuh byuh...

27 July 2006

Bedanya MB dan PK

.
Si-mbak berbody 'boneka barbie' banget, pake overcoat hitam model A, celana jins skinny dan sepatu boot kulit warna coklat tua sambil menenteng koper kecil dengan langkah pasti, suara lantang tapi ramah datang ke konter Looksmart alteration, Bondi Junction, di suatu siang. Si penjaga konter ngliatin aja, ini mbak mau alter baju atau mau travelling ya...
.
Dengan pe-denya dia langsung bilang ke penjaga konter, tanpa salam basa-basi:
MB (Mbak Barbie) : "Where can I put on my pants?"
PK (Penjaga Konter) : "Do you like to alter your pants?"
MB : "Oh yes... hehehe..."
PK : "Sure! Here it is the fitting room"
.
Baru sesaat dia menarik kopernya ke dalam kamar pas, si mbak keluar lagi.
MB : "Uh...urh... can you help me?"
PK : "What can I do for you young lady?"
MB : "hehehe.... can you help me to pull my boot off, hahahaha...."
PK : "ouh! hahahaha..... sure sure no problem at all. You can take a seat here and let me hold and pull your boot"
MB : "ouh...ouh... I need a boyfriend, hahahaha...."
PK : "Hmm... How do you wear your boot? hehehe... okey... here we go"
MB : "uh... thank you for doing this. So embarrassing! hahaha...."
PK : "It's okey... you can dress off now and when you are ready, I'll pin you up. ok!"
Make sepatu boot emang bikin penampilan si mbak lebih modis n cantik, tapi kasihan juga kalo mesti susah payah nyopotnya, hehehe....
.
Total pakean si-mbak adalah 8 celana untuk dipendekkan dan 6 macam top untuk dipermak karena ada yang bolong ada yg ngganti elastik. Total harga untuk permak garment satu koper dia kali ini $343.00. Hampir seharga upah kerja si penjaga konter selama 20jam seminggu!
.
Inilah salah satu contoh perbedaan orang miskin dan kaya. Orang kaya menghabiskan $300an hanya untuk mendekin celana dan njahit ketek bolong sedangkan orang miskin menghabiskan 20jam untuk mendapatkan $300an.
.
Siapakah si-malang-penjaga konter?

26 July 2006

Barang-barang di flatku:

Yg baru Yg bekas
.
Ada juga barang2 yg sengaja aku beli, tapi sekian buah barang di flatku adalah pemberian teman atau mungut di pinggir jalan. Bagiku itu adalah barang baru, maksudnya baru terdaftar menjadi milikku namun sekaligus barang bekas, karena emang sesungguhnya bekas dipakai oleh orang lain.
.
Yg terbaru adl sepeda, berikut helm, kunci, pompa, tambal ban, tang dan beberapa obeng. Barang-barang tsb dikasih gratis oleh temanku, Jummane Kiangio, yg harus pulang ke negaranya, Tanzania, karena masa studynya sudah selesai. Tadinya dia jual seharga $50, tapi enggak tau kenapa pas sepeda takambil ke flat dia, dia bilang gratis aja dan malahan aku ditawari barang2 dia lainnya yg blm sempat terjual seperti heater, toaster, tray, panci2 dsb. :) Kok baek bgt ya... Mungkin karena dulu aku pernah ngajarin dia SPSS kali ya... :)
.
Photobucket - Video and Image Hosting
.
Sekitar satu bulan yg lalu, aku nemu rug/karpet berdimensi 2.5x3.5 m2 di pinggir jalan! Karpet ini berwarna merah tua dengan tekstur permukaan yg masih lembut, utuh dan terawat. Pada saat itu, ada juga standing fan, lemari (tp pintu n raknya udah dirusak), sofa dll. Karena bawa karpetnya aja udah berat, suasana malam dan gerimis bikin males utk mulung sisa barang2 yg ada. Pagi2 aku sengaja datang lg ke tempat itu ternyata sudah amblas. :( Gak papa udah dapat karpet gede, hehehe.... setelah itu aku merasa lbh hangat kalo belajar sambil lesehan... Oh ya, sebelumnya aku juga nemu rug tp terbuat dari batang tanaman, kayak tikar gitu. Yg ini aku gelar di ruang makan, jd kalo pengen makan lesehan juga asik.. :)
.
Pemberian dari teman sesama student dari Indo antara lain TV, radio-tape, rice cooker besar, rice cooker kecil dan printer. Masing-masing dari Pak Sudarto/Mbak Dwi, Amalia, Pak Zaeni, Mbak Hilda dan Puspa. Ada juga barang2 bonus pembelian. Pas awal2 dulu nyari barang2 utk ngisi kamar, ada iklan moving sale menarik krn menawarkan bonus pembelian. Tentu saja menjadi sasaran, lagian jg butuh. Waktu itu, kalo aku beli rak buku 4sap, dapat bonus rak yg 3sap; beli rak buku 5sap (tingginya 2m) dpt bonus rak CD. Beli meja belajar dg 4drawers, dpt bonus lampu belajar n 2kursi, beli wooden TV cabinet dpt bonus meja makan, beli heater bonusnya trolly belanja dan terakhir beli microwave bonusnya kulkas 2pintu! Semua dalam keadaan bagus (laik bgt) dan aku bayar hampir setengah harga jual saja. Si-mbak yg jualan ini jg student dari Hongkong yg udah lulus. Dia harus pergi dari flatnya dalam waktu bbrp hari dan harus meninggalkan tempatnya dg bersih kalo gak mau kena denda. Yah, drpd cuma dibuang di pinggir jalan mending diobral aja kan... soalnya mbuang barang2 gede di pinggir jalan sembarangan juga bisa kena denda, katanya!
.
Selain itu ada timbangan badan, setrika, sandwich maker dan keranjang baju yg merupakan hasil mulung. Yg bekas lagi adalah buku-buku. Yg ini hampir semuanya aku beli dari toko buku bekas/bookfair. Ada juga sih yg dapat di pinggir jalan, tapi semuanya novel.
.
Emang banyak yg aku dapat dg harga murah ataupun gratis. Bukan berarti aku gak pernah beli barang baru loh... aku jg tdk selalu beruntung mendapatkan gratis di saat membutuhkan. kebanyakan yg aku beli baru tuh yg ada kaitannya ama alat2 masak n kain2. Selain itu, perhiasan, kacamata n alat2 tulis. hehehe... ya jelas dong ah, kalo yg ini ma semua orang jg prefer beli yg baru.
.
Alhamdulillahhi rabbil 'alamin atas kemudahan-kemudahan ini.

20 July 2006

Berbahasa di Ajang Internasional

.
Kirain yang namanya ajang internnasional selalu diikuti oleh orang-orang cerdas dan lanyah berbahasa inggris, meskipun bahasa inggris adl bahasa keduanya. Jebule ...
.
Beberapa hari yg lalu aku dateng ke konferensi internasional ttg memory. Pesertanya banyak dari luar Australia dan yg menarik buatku adl peserta dari Jepang. Topik penelitiannya bagus, tapi sayang mereka sama sekali gak bisa menjawab pertanyaan dlm bahasa inggris dg memuaskan. Udah pronounciationnya gak jelas, masih kelihatan bgt haik-haik Japanese-nya dan volume suaranya keciiill... Untungnya dia cuma presentasi via poster, jadi enggak bikin heboh satu auditorium. :) Si mbak-mbak yg levelnya hampir doktor ini mungkin pe-de ikut konferensi ini karena cuma majang poster aja kali ya... hihihi... tapi kalo gak bs njelasin hasil penelitiannya sendiri kan ya mubadzir.
.
Contoh lainnya bisa dinikmati sendiri dari video hasil wawancara diajeng-diajeng peserta Miss Universe 2006 di sini. Silakan berkesimpulan!
.
Aku ini termasuk yang merasa pas-pasan banget berbahasa inggris. Sering banget aku minder dan merasa paling bodoh. Ternyata ada yg lebih memalukan dari aku, tapi kok mereka pe-de di ajang internasional. Huh! Aku aja yg ngomongnya lbh lancar dr mereka mau presentasi aja latihannya setengah mati, latihan speaking utk IELTS saja nelongsonya ga basa basi, bahkan mau daftar seminar internasional aja mikirnya seribu kali. Seharusnya ini tidak terjadi lagi di masa depan, my dear Endah!

19 July 2006

Bowen Library

.
.
Currently I'm living in New South Wales. For a convenient reason, I'm renting a flat unit nearby my uni which is in Eastern Suburb. It is just on the south of Sydney CBD. Randwick City Council is the local government of the Eastern Suburb. Demographically, Randwick city which consists of 13 suburbs has population more than 120,000 people with annual growth rate about 0.3%. The population is well educated, which mostly has university qualification. The workforce is more of managers and professions than tradespersons or labourers. The local government provides a wide range of city service. One of them that I would like to talk here is the public library namely Bowen Library.
.
Bowen library is located on three accessible places: Randwick, Maroubra and Matraville. It is not only providing books, but kid toys, computers with internet connection, study rooms, as well as many social activities like free english classes from low to advanced level, talk show and training (like knitting, yoga, etc). Although its books are mostly from donation, they are still in a readable condition. Fiction books are likely the most, but you can also get literature for HSC, english learning, recipes, computer, religion, geography, history, biology, dictionaries, CDs, magazines or even books in Indonesian, Chinese, Arabic, Japanese and many others. Don't ask about the number of the book please... because it is often overwhelmed and sale the old ones. To be the member, we are asked an ID with the address on it only. Member can borrow the book as many as they want and can renew/extend the book many times. The fine is only $1 per book for a day late return. Fantastic! They are never quiet! In addition, they open 7 days a week, till 9 pm during weekday. Hmm... an interesting facilitation, isn't it!
.
Once I visited it, I found student groups discussing about math and pensioners sitting besides the shelves seriously read a book. Today, I accompanied my husband attending the free english class. Surprisingly, most of the student is mature chinese. As you know, chinese is the biggest migrant in Australia. It is likely that the government gives migrants a chance to survive in Aussie, isn't it? Then, the teacher is purely a volunteer. It means he do not receive any money! He said that he is retired already. He is happy as an unpaid teacher because he can assist people learning english and get friends to talk with, rather than just stay at home lonely.
.
Just thought about Indonesia. It is not fair enough to compare Indo with Aussie though. But, I hope sometime in the future, knowledge awareness becomes one of the considered needs of people in Indonesia. It will be, I bet, if reading passion in Indo is well facilitated with a sophisticated public library, if schools are students' second home, if knowledgeable people is fully appreciated by government, if only well educated people is leading the country... if no corruption... waallohu alam!

16 July 2006

Sistem Penilaian

Kurang satu Kurang shubuh
.
Institusi pendidikan pada umumnya menggunakan penilaian angka (kuantitatif) dan alfabet (kualitatif) sekaligus. Untuk mengintepretasikan angka ke alfabet, ada dua sistem penilaian yang dapat diacu yaitu sistem penilaian acuan normal (PAN) dan sistem penilaian acuan pokok (PAP).
.
Kedua sistem ini mengasumsikan bahwa data nilai di suatu kelas menyebar mendekati distribusi normal. Kurva distribusi normal berbentuk seperti lonceng. Kurva tersebut menggambarkan bahwa sebaran nilai pada keadaan normal adalah berfrekuensi tinggi untuk nilai di sekitar nilai tengah dan sebaliknya untuk nilai mendekati nilai paling rendah dan nilai paling tinggi.
.
Pada PAN, ditentukan terlebih dahulu presentase dari setiap nilai alfabetnya kemudian nilai diambil dari data faktual di suatu kelascdiurutkan dari terendah sampai tertinggi untuk menentukan range nilai dari setial tingkatan nilai alfabet yg telah ditentukan. Sedangkan pada PAP, range (bhs indonya apa ya? kisaran bukan?) nilai sudah ditentukan berikut tingkatan nilai alfabetnya.
.
Sebagai gambaran (smg memperjelas), nilai alfabet yg digunakan di hampir semua PT di Indo adl (urut dari tinggi ke rendah) A, B, C, D, dan E. Apabila penilai menggunakan PAN, penilai menentukan terlebih dahulu berapa persen yg dapat A, B, C dst dengan mengacu pada distribusi normal. Misalnya, 15% A, 25% B, 35% C, 15% D dan 10% E. Menggunakan acuan ini, maka 15% siswa dg nilai tertinggi akan mendapatkan predikat A di kelasnya, 35% siswa mendapat nilai C dst. Fairnya sih dg menerapkan teorinya peluang distribusi normal dg menghitung rata-rata dan standar deviasi misalnya, jadi enggak asal menentukan persentase.
.
PAP umumnya ditentukan terpusat oleh suatu institusi. Jadi semua penilai di bawah naungannya mesti mengikuti acuan tersebut. Contoh dari PAP adl 85 - 100 A, 75 - 84 B, 50 - 74 C, 40 - 50 D, dan 0 - 40 E. Acuan ini bervariasi, tergantung institusinya. Banyak juga yg memperluas tingkatan kualitatif ini dengan tambahan indeks "+" atau "-" sehingga ada B+ atau C- (fuzzy!). Kalo di luar negeri kebanyakan predikatnya HD (high distinction = exceptional quality), D (distinction = excellent), Cr (credit = good), Pass (adequate) dan Fail (ya fail = gagal).
.
Mana yg lebih menguntungkan? Kalo pake PAN, meskipun nilainya cuma 60 kalo ini masuk persentase nilai tertinggi di kelas kan nilainya tetep A, hahaha.... Tapi, eits... cuma A di kelas tsb, gak bisa disejajarkan dengan A di kelas lain. Bisa juga, satu kelas nilai terendahnya 70 (uh...tesnya gampang bgt nih!) jadi meskipun dapat nilai 72, predikatnya D, misalnya! Karena kelemahannya ini, PAN umumnya digunakan untuk menilai hasil semacam tes seleksi. Umumnya, institusi pendidikan menggunakan PAP, sehingga nilai siswa di satu kelas dengan kelas yg lain punya standar yg sama, paling tidak untuk di institusi tersebut.
.
Di uni tempat kuliah s-1 n masterku skrg, sistem penilaian yg dipake adl PAP. Kadang-kadang, ada perasaan 'gemes' kalo aku dapat nilai nyaris mendekati tepi atas dari range yg ditentukan. Tepi atas tuh contohnya 84 untuk range 75 - 84. Seperti yg aku alami sekarang, salah satu mata kuliah yg aku ambil nilai akhirnya adalah 84 (D), nah... kurang satu aja kan dapat HD. uuuuhhh.......kok nanggung sih! Gemes! Gemes! Kata suamiku, "nilai kamu kurang satu karena sholat kamu pun sering kurang satu yaitu shubuh" eemm.... *mengingat-ingat* hihihi...
.
Ada aja deh cara Alloh mengingatkanku untuk kembali ke acuan yang pokok. Astaghfirullah hal adziim.
.
Wed, 26 July 2006 : Ralat
.
Ternyata aku salah informasi. di UNSW, patokan penilaian yg digunakan adalah PAN (norm referenced). Aku taunya kalo pake PAN secara gak sengaja banget n agak2 bikin deg2an juga krn sampe berkali2 kirim2an email ama dosen.
.
Seperti aku tulis di atas, aku gemes ama nilaiku yg kurang satu angka aja masuk ke grade yg lebih tinggi.
Iseng2 aku nanya ke dosen, sebenernya berapa nilai angka kuis dan essay saya? >>email1
Dia menyebutkan suatu angka dan kemudian aku terapkan rumus utk mendapatkan nilai angka final yg dia tentukan dan langsung mencocokkannya ke grade mana angka tersebut berada. Dari situ aku mendapatkan bahwa sebenernya nilaiku 3.5 lebih banyak dari yg diberikan oleh dosen. Kemudian, aku konfirmasi ke dosen tsb ttg hitunganku ini >>email2
Jawabannya menyebelkan. Eh masak terus dia ralat, maaf sebenernya nilai essay kamu sekian, sedemikian sehingga hitunganku salah dan hitungan dia benar.
Dg sopan tp agak nylekit (emosi boo..), aku bales emailnya kurang lebih seperti ini: Huh, apa-apaan nih? kok bisa2nya terus bilang salah memberikan informasi nilai >>email3
Dia balas lg, apa maksud email kamu itu? saya kan udah blg kalo in cuma kesalahan sya sebagai manusia biasa. (sukses bikin si dosen emosi)
Aku balas lagi, sorry, aku gak bermaksud kecewa atau mengecewakan. saya memaklumi kalo anda emang salah ngasih info (tp dlm hati, huh...kamu terjebak ama pertanyaannku). sebenernya sy cuma butuh jawaban, reference mana yg kamu pake utk menentukan grade. Tp skrg sy udah tahu dari supervisor sy kalo di UNSW pake PAN bla bla bla >>email4
[di hari menulis email4 ini emosiku udah reda krn supervisorku kmdn ngasih pencerahan ke aku kalo di UNSW tuh pakenya norm referenced. Jadi, dari hitungan mentah, nilai angka ini distandardisasikan (istilah dia) berdasarkan sebaran nilai murid2 di kelas tsb yg diasumsikan tersebar mendekati distribusi normal. Ooo.... jadi pengikut PAN to. Terus aku cek lagi ke handbooknya, dan emang bener kata supervisor, aku salah informasi]
Jawaban si dosen yg terakhir, maaf sy telah buat kamu bingung. iya, di sy pake norm referenced, but actually your mark is .... (dlm hatiku, ah complementary)
Aku balas lg sbg neutral ending cuma 2 kata: no worries >>email5
.
Hidup kok dibikin susah dg nilai!

13 July 2006

Menjadi diri sendiri

.
Biasanya kalo ada maunya misalnya mau uang, pekerjaan ataupun mau cinta, kita berusaha untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan kita ke si-pemberi mau itu. Wajarlah ketika kita gusar ternyata kok datar-datar aja background kita atau bahkan kok cuma satu warna hitam aja masa lalu kita. :) Wajar juga kalo sekali-kali minder ama yang berlebih, yang cerdas, yang wah... Tapi, mau seribu gusar pun kita gak bisa mengubah fakta masa lalu kita kan... apalagi mengubah masa depan.
.
Kalo menurutku, satu-satunya yang bisa dilakukan mungkin menunjukkan bahwa kekurangan yang kita punya pun adalah suatu kelebihan yaitu bahwa di balik kekurangan itu, kita tetap punya energi untuk mencari perbaikan, mencoba hal baru, mengulang dari awal atau pokoke intinya mau berubah jadi lebih baik. Energi itulah kelebihan kita. Sepinter2nya orang sehebat2nya ahli secerdik2nya akal kalo kehabisan energi juga akan mandeg.
.
Atau cuek aja ama kelebihan orang, yang penting kita berusaha untuk menjadi diri kita sendiri yang lebih baik lebih baik dan lebih baik. Yang penting usaha terus, serahkan hasilnya ama yang Kuasa. Meskipun cuma dianugrahi hasil yang biasa aja, gak usah minder. Orang yang hanya mengukur hasil akhir kita bukan berdasarkan usaha kita, meskipun orang itu adalah dokter, pejabat, insinyur, dkk-nya, bearti kita perlu mempertanyakan gelar yang telah disandang olehnya, jangan-jangan cuma instan alias tanpa usaha.
.
Aku juga tergolong yang biasa banget. Kuliah cuma di ikip, enggak selevel ugm, ui, itb dkk. ambil jurusan pendidikan kok ya di unsw enggak di melbourne atau lainnya sing jurusan pendidikanne jare dinilai apik. Jaman sekolah dulu, nilainya juga cuma datar2 aja. tulisan dan presentasi juga gak bombastis. wajah gak cantik. badan gemuk. lincah, ha..ha.. jauh lah... kreativitas juga pas2an. hayaaaaahh.... satu kalimat yg selalu manjur mengobati rasa iri: Puaslah menjadi diri sendiri! *sambil menghela nafas panjang*

12 July 2006

Tagihan Tagihan

.

Irama kehidupan yang rada-rada slow akhir-akhir ini seiring dengan hembusan hawa dingin winter di sydney tiba-tiba dihenyakkan dengan kiriman surat dari Energy Austrlia Company (PLN-nya Aussie). Waaaaa...... tagihan listrik $309.75?? hiks..hiks..hiks..

Di Aussie pada umumnya rekening listrik ditagih perkuartal. Harga per-kWh-nya bervariasi dari 10.5794c untuk pemakaian sebanyak 1750 kWh yang pertama. Pemberitahuan pembayaran biasanya 2 minggu sebelum batas akhir pembayaran. Selain itu, untuk penyambungan listrik pertama kali pelanggan diminta membayar security deposit sebanyak $200. Deposit ini bisa diabaikan kalau pelanggan akan membayar tagihan dengan direct debit.

Rasa-rasanya suami dan aku memakai listrik wajar-wajar saja dan menerapkan tips hemat listrik, tapi tetep kebobolan juga ternyata :). Kita memperkirakan pemakaian listrik selama winter cuma naik 25% perhari saja karena kita make heater paling juga kalo malam aja sekitar 1-3 jam sebelum tidur dan sekitar 1 jam kalo pagi, siang aku ke kampus dan suami kerja. Ternyata rata-rata pemakaian listrik perhari kita naik hampir 50%. Dari $2.28 perhari menjadi $3.37 perhari. Hiks..hiks..hiks...
.
Belum lagi bayar tagihan telepon yang abodemennya aja $26an perbulan. Kalo dihitung, kira-kira total pengeluaran untuk akomodasi kita (2 orang) terdiri dari flat rent+listrik+telepon+internet adalah $225 (summer) - $235 (winter) perminggu. Ini baru akomodasi saja, belum belanja ini dan itu, pergi kesana dan kesini. Hmm... ini mahal gak ya kalo dibandingin ama temen2 lainnya?
.
NB. AU$1.00=Rp 6750,00 per 12 Juli 2006.

05 July 2006

Ikut-ikutan aja

.
.

.
.
Jujur aja, bikin blog ditambahin ini dan itu di sini hanya dengan modal ikut-ikutan kok. Lihat orang bisa ini dan itu aku emang suka iri, dan akhirnya ikut2an. Cara ngikutinnya biasanya aku gak nanya langsung ke orangnya sih... jaim kaleee... belajar dikit dikit dari internet. lagian sekarang kan searching engine banyak, software2 gratis juga bebas di-DL. Kalo gak dong tulisannya apa kan ya ada menu help atau buka kamus kan ya bisa. Sekalian mengasah otak biar gak tumpul tambah tumpul. Ntar kalo nemu kesulitan yg bermutu, baru nanya ama orang yg lebih bisa. Lagian kalo cuma nanya: gimana sih bikin blog, gimana sih bikin film loop, gimana sih nambahin shoutbox dsb kan ya kasihan yg ditanya... ngabis2in waktu aja buat njelasinnya karena semuanya tuh ada penjelasan tertulisnya di internet. Tambahan lagi, kok nanya kek gitu ama aku. Bukannya sombong gak mau njawab sih. Lihat aja blogku cuma pasaran kek gini... buanyak yg lebih keren loh... Bertanyalah ke yg lebih ahli. Anyway, makasih udah nanya... Mohon maaf jika jawabannya tidak memuaskan, semata-mata karena emang aku cuma pengikut setia!

04 July 2006

Seriously, education

.
I took Sarjana Pendidikan Matematika (Bachelor of Education specification in Mathematics) at Universitas Negeri Yogyakarta for my undergraduate program. Now, I am studying education again at School of Education, UNSW for my master degree. My study is narrowed to instructional learning designing. I prefer to concerning with cognitivism since it discusses intensively how our brain cognitively works while learning. It is absolutely exciting, if you believe me!
.
In my passion, learning about how people learn and conducting teaching mathematics are always fascinating. I am used to assisting friends or students learning mathematics and I feel satisfy if I can lead them understand it. This is certainly one of my reasons why I choose education subject.
.
In fact, education is not a favorite study compared with commerce, engineering, computer, medicine and law. It is true that this subject is an old fashion, incrementally developed and less money. Some people say it is a second level major or whatever. But, let see... Commonly, people who is granted bachelor of education degree will be a teacher or working as a part of education system. They are definitely determining the quality of education. One teacher should be the first people who introduce knowledge to a class of students. The taught knowledge might be inspiring students thus they grow as engineers, doctors, accountants etc. I personally state that I am very offended if someone says that studying education or being a teacher is a stupid, backward, unimportant, embarrassing and so on. I am also much seriously disappointed if government does not give priority to education development, teacher wealthy and educational research grants.

02 July 2006

Bakwan, Reuni & Watsons Bay

.
Di daerah kelahiranku, Jawa Tengah, makanan kecil ini dinamai "bakwan". Denger-denger sih di daerah lain ada yang menyebutnya "badag", tapi ga begitu jelas dengernya sih!
.
Sangat mudah membuatnya. Bahan dasarnya adalah wortel dirajang tipis panjang, kecambah atau kol yg dirajang halus, seledri dirajang kasar dan tepung terigu (pilih yg plain). Bumbu yang dihaluskan adalah bawang putih, merica dan garam. Semua bahan dan bumbu dicampur rata, kemudian ditambahkan air atau telur sampe campur jadi satu, lengket dan kental. Goreng di minyak panas sampe kekuningan. Done!! Hasilnya seperti pada gambar.
.
Sebagai pelengkap kenikmatan, bakwan cocok disandingkan dengan teh, kopi ataupun jus buah. Namun, lebih cocok lagi apabila sambil ngremus cabe rawit atau dicocol ke saus pedas. Heeemmm....Yummy....
.
Pada hari Kamis, 29 Juni 06, telah dinikmati dengan sukses di atas tebing (Gap Bluff) Watsons bay, NSW, bakwan-bakwan yg khusus disajikan utk menyambut temen-temen yg jauh-jauh datang dari Melbourne&Canberra. Dari kiri-kanan/belakang-depan: Iin, Endah, Eka, Amik, Emil, Ana dan Elke.
.
Watsons bay adalah salah satu tempat wisata alam di Sydney, NSW. Untuk menuju ke Watsons bay dari Circular Quay, dapat menggunakan ferries ($2.5 for adult with concession) atau buses ($1.4 with concession). Bagi para wisatawan, mengunjungi Watsons bay menggunakan jasa ferries tentu lebih mengasyikkan karena dapat melihat pemandangan Sydney CBD, Harbour bridge dan opera house dalam satu scene. Meskipun harga tiketnya mahal (kalo dikurs ke Rp :), kemeriahan berfoto, bergaya dan makan bersama adalah kenangan yang membahagiakan.