26 December 2012

Haruskah memilih-milih kebaikan

Salah satu kelemahan saya adalah tidak memilih-milih kepada siapa saya berbuat baik. Siapa saja, selagi saya bisa, saya bantu. Sulit sekali mengatakan tidak. Saya tidak mengenal apakah itu teman, pengkhianat, bos, bawahan, musuh atau orang tidak saya kenal. Saya kerjakan yang terbaik untuk mereka, tidak pandang bulu, ikhlas.
Belakangan ini, dua orang terdekat saya mengatakan dengan terang-terangan dan berkali-kali bahwa saya ini bodoh dan merugi karena hal tersebut. Saya akui sering mengalami kesulitan dan hanya diri sendiri yang datang membantu. Hal ini membuat saya berfikir, apakah harus memilih untuk berbuat baik.
Selain itu,apa yang saya kerjakan seringkali tidak sepadan apa yang saya terima. Sedemikian, kata mereka, saya ini mudah dimanfaatkan. Kata mereka lagi, saya harus belajar untuk mengerjakan sebanyak yang akan saya terima saja. Jangan mempermudah orang lain, work share means sharing the work. You have done yours, that's it. Leave the others.
Namun, kenapa ya saya sulit sekali mencerna apa yang mereka katakan. Memang benar, sudah banyak buktinya. Misalnya ketika saya membantu si A, saya tidak pernah mendapat balasan apa pun dari si A. Ketika saya membantu menyelesaikan pekerjaan si B, saya tidak pernah mendapat balasan dari si B. Tapi, bukankah tanpa si A dan si B, Tuhan telah memberi berbagai keajaiban yang saya butuhkan. Saya bisa melakukan banyak hal lain tanpa bantuan dari seorang pun kecuali tangan Tuhan langsung. Misalnya, ketika saya kesepian, tiba-tiba ada seseorang datang menghampiri mengajak ngopi. Ketika saya kelelahan, tiba-tiba mendapat berita bagus dari keluarga. Tiba-tiba mendapat hadiah dari seseorang. Dan masih banyak yang lainnya.
Saya bodoh, merugi atau dimanfaatkan, terserah. I just do it. Do not need to weigh what I do. Too complicated, just do it the best.

No comments: