Dulu saya pernah membaca bahwa anak usia dini umumnya suka bertanya banyak hal. Waktu itu saya langsung percaya selain mudah dipahami bahwa anak sudah biasa selalu ingin tahu ini dan itu. Setelah saya punya anak sendiri, saya lebih percaya bahwa benar adanya keingintahuan anak memang luar biasa. Saya sering mendapatkan pertanyaan serius seperti, mengapa ada matahari, mengapa kita punya tulang, ada apa di dalam rambut, apa isi kepala, mengapa kita berfikir pakai otak, mengapa gajah hidungnya panjang sampai yang mengarah ke perbedaan jenis kelamin, kenapa mama punya nenen dan papa tidak... dan seterusnya tidak pernah habis.
Namun demikian saya senang mendengar dan meladeninya. Salah satu strategi yang saya gunakan ketika tidak tahu jawabannya adalah mengajak dia membaca buku untuk mencari tahu banyak hal, membuka kamus dijital untuk mencari apakah ada arti kata yang dia sebutkan atau mendengarkan bagaimana melafalkan kata yang benar, membuka google untuk mencari gambar-gambar atau sekedar bilang bahwa memang seperti itulah Allah mendesain pohon, hewan, dan sebagainya. Atau jika dia bertanya, mengapa mobil ini seperti ini tapi mobil itu seperti itu, saya jawab desainernya yang menentukan bentuk mobil, jika kamu mau, kamu bisa mendesain mobil sesuka kamu. Atau sekedar menjawab, mama pikir-pikir dulu, mengapa seperti itu ya... menurut kamu mengapa?
Dari melihat perkembangan anak, saya semakin ingin berkontribusi pada peningkatan kualitas pendidikan anak usia dini. Ternyata sangat penting orang tua menyiapkan lingkungan yang mendukung kemampuan berfikir dan mengapresiasi segala sesuatu. Sifat keingintahuan anak bisa menjadi pertanda baik perkembangan anak, sehingga perlu difasilitasi. Jawaban pertanyaannya memang tidak selalu mudah, tapi bukannya tidak mungkin dijawab. Seandainya tidak bisaberkontribusi secara luas, paling tidak saya akan mengusahakan yang terbaik untuk anak-anak sendiri. Semoga ibu-ibu yang lain juga mendapatkan kemudahan untuk melakukannya. :-)
No comments:
Post a Comment