Perjalananku untuk bisa settle di eastern suburb NSW ini menuai banyak sekali cerita. Kalo ingat, waktu sehari untuk melamunin itu mungkin enggak cukup. Ada sedih dan ada senang. Tidak terasa hari ini aku menginjak minggu kedelapan, sejak kedatanganku pertengahan januari lalu. Waktu memang betul-betul relatif. Sebelum berangkat, membayangkan akan menjalani program master 25 bulan seakan-akan mau berpisah dengan yang terkasih selama 25 tahun saja. Setelah sampai di oz, membayangkan menunggu 2 bulan kedatangan pendamping, seakan-akan masih 2 tahun lagi, sehingga waktu itu aku memutuskan untuk mencari tempat tinggal temporary bulanan biar stipend gak kebobolan. Seminggu pertama aku ngekos di rumah mbak Katrin, seorang ibu yang cerdas di Kennedy street, Kingsford dan beberapa minggu berikutnya aku ngekos di Brown road, Maroubra, flatnya Puspa, cewek hitam manis masih muda banget, yang sangat potensial dan mantep menjalani hari-harinya. Hari-hari bersama mereka menyisakan pengalaman dan kesan yang sangat berarti untuk dikenang.
Tidak disangka, waktu yang diharapkan telah tiba. Sekarang aku udah settle di permanent unit, di Anzac Pde, Kingsford. Lokasi yang dikenal dengan kampung melayu. Di sana sini yang terdengar orang berbicara Mandarin, Korean, Japanese, Indonesian atau Asian lainnya. Nggak terasa tinggal di western culture. Selain itu, banyak toko-toko, tempat yang paling enggak aku suka. Namun bisa menjadi tantangan sih buatku, hehe... Yang terpenting adalah accessable, mengingat pendampingku nanti, mungkin akan mengalami culture shock yang lebih berat dariku. Mudah-mudahan cepet adjustingnya.
Yah, setelah beberapa hari ini aku tinggal sendirian, capek ngurus-ngurus segala macem mulai dari rent, electricity, telepon, internet dan lain-lain, akhirnya malam ini dia berangkat ke sydney. Dengan garuda, take off dari Jogja jam 19.55 WIB melalui Denpasar jam 23.55. Semoga besok garuda telatnya gak kebangeten (kok underestimate!!), hehehe.... asiiikkk....besok ketemu papah....
No comments:
Post a Comment