melanjutkan posting sebelumnya,
bisa jadi itu emang stupid question. gak mungkin supervisor menjawab semua pertanyaan ketidaktahuanku yang mana jawabannya sebetulnya bisa dicari di jurnal2 ato buku. proses pembelajaran sebagai research student ya mungkin di sini ini... independent learning...
ntar kalo udah blank kali ya... baru memfungsikan supervisorku, :P he's very nice supervisor.. pinter n humoris lo...
tapi, emang sih dari buku2 yang aku baca bilang kalo pendekatan kuantitatif atau kualitatif masing2 punya kelemahan yang seimbang untuk diterapkan di bidang pendidikan dan psikologi. pendekatan kuantitatif dikatakan lemah karena dalam bisang itu, sulit sekali mengontrol variabel2 yang satu sama lain saling mempengaruhi secara simultan, sehingga bisa mengakibatkan bias dalam analisis statistiknya. Mungkin lebih cocoknya dengan pendekatan kualitatif, namun kelemahan sekarang berada pada instrumennya yang cenderung subjektif, jadi perlu analisis validitas dan reliabilitas yang ketat. In fact, manusia kan makhluk yang bisa melakukan interpretasi dan sangat mungkin cognitive domainnya secara aktif berkembang. susah juga... ada lagi yang mengajukan mix-approach, untuk bidang-bidang tersebut dikatakan lebih berbobot menggunakan pendekatan kualitatif supported by quantitative data. Toh meskipun menggunakan pendekatan kuantitatif murni di bidang2 ini, gak mungkin tidak, pada akhirnya perlu dibumbui dengan pemaknaan yang subjektif pula.
So, in my view, mungkin pilih enaknya aja ya... maksudnya yang menguntungkan di dalam menjawab pertanyaan penelitian, namun tetep mengikuti kaidah ilmiah dan kode etik penelitian dong... kalo pengen hasilnya diakui oleh publik.
untuk referensi lebih lanjut, baca buku2 dengan keywords: behavioural research, educational researchstatistic for education&psychology or qualitative approach
No comments:
Post a Comment