Pertanyaan itu yang selalu aku dapat kalo ketahuan aku kerja. "Kok sempat sih kerja?"
*menghela nafas*
Sodara-sodara, waktu itu relatif. Pasti sodara-sodara percaya kan bahwa waktu itu relatif. Jumlahnya tetap, 24 jam sehari, 60 menit per jam tapi ukuran itu menjadi relatif, menurutku, berkaitan dengan aktivitas kita, ruang gerak kita dan persepsi diri kita terhadap waktu itu sendiri. Aku lebih cenderung ke faktor terakhir, persepsi kita terhadap waktu atau lugasnya perasaan kita ketika menghabiskan waktu itu sendiri.
Intinya, kalo aku santai ya santai sekalian gak dapat apa-apa. Banyak santainya. ngalamunnya, jalan-jalannya. kosong, tidak berfikir. akibatnya, tugas numpuk di belakang. Merasa punya banyak waktu. Kalo aku sibuk ya sekalian sibuk dan justru aku produktif, cenderung menyelesaikan tugas dengan lebih awal. Merasa sibuk, tidak punya waktu.
Jadi, kok sempat kerja? Ya emang disempatin, biar produktif. Biar tubuhku aktif. Tapi anehnya, aku gak suka sibuk berorganisasi, atau ngumpul-ngumpul dengan sesama teman. Entah aku emang aneh, suka menghindar dari komunitas. Menjauh dari peer activities. Aku suka sak-penakku dewe. Aku yang membuat peraturan untuk diriku sendiri, termasuk peraturan mana yg mau aku ikutin. Waktu aku yang atur, kapan untuk sekolah, kerja dan keluarga. Aku emang egois, menyempatkan diri untuk kesibukan pribadi aja. Pribadi bukan hanya aku, tapi keluargaku. Meskipun aku sempat kerja di luar, sekolah, ngajar semuanya aku atur agar tidak mengganggu kehidupan keluarga. Saatnya kawin ya kawin. Saatnya punya anak ya punya anak. Gak bisa kawin atau punya anak ditunda setelah kerja (kaya) atau setelah lulus kuliah.
Jadi, kok sempat? kapan belajarnya, kapan ini kapan itu. Ya kapan aja, tinggal diatur. Siapa bilang yang single dan gak kerja, hasil belajarnya lebih oke. Gak selalu! Iya kan?
*menghela nafas*
Sodara-sodara, waktu itu relatif. Pasti sodara-sodara percaya kan bahwa waktu itu relatif. Jumlahnya tetap, 24 jam sehari, 60 menit per jam tapi ukuran itu menjadi relatif, menurutku, berkaitan dengan aktivitas kita, ruang gerak kita dan persepsi diri kita terhadap waktu itu sendiri. Aku lebih cenderung ke faktor terakhir, persepsi kita terhadap waktu atau lugasnya perasaan kita ketika menghabiskan waktu itu sendiri.
Intinya, kalo aku santai ya santai sekalian gak dapat apa-apa. Banyak santainya. ngalamunnya, jalan-jalannya. kosong, tidak berfikir. akibatnya, tugas numpuk di belakang. Merasa punya banyak waktu. Kalo aku sibuk ya sekalian sibuk dan justru aku produktif, cenderung menyelesaikan tugas dengan lebih awal. Merasa sibuk, tidak punya waktu.
Jadi, kok sempat kerja? Ya emang disempatin, biar produktif. Biar tubuhku aktif. Tapi anehnya, aku gak suka sibuk berorganisasi, atau ngumpul-ngumpul dengan sesama teman. Entah aku emang aneh, suka menghindar dari komunitas. Menjauh dari peer activities. Aku suka sak-penakku dewe. Aku yang membuat peraturan untuk diriku sendiri, termasuk peraturan mana yg mau aku ikutin. Waktu aku yang atur, kapan untuk sekolah, kerja dan keluarga. Aku emang egois, menyempatkan diri untuk kesibukan pribadi aja. Pribadi bukan hanya aku, tapi keluargaku. Meskipun aku sempat kerja di luar, sekolah, ngajar semuanya aku atur agar tidak mengganggu kehidupan keluarga. Saatnya kawin ya kawin. Saatnya punya anak ya punya anak. Gak bisa kawin atau punya anak ditunda setelah kerja (kaya) atau setelah lulus kuliah.
Jadi, kok sempat? kapan belajarnya, kapan ini kapan itu. Ya kapan aja, tinggal diatur. Siapa bilang yang single dan gak kerja, hasil belajarnya lebih oke. Gak selalu! Iya kan?
2 comments:
ha lah mama sok puitis lo....he...he.
la wong kita hidup ini cuma
mengikuti waktu.
misalnya : kalau waktu solat ya kita sholat, kalau waktunya tidur ya kita tidur. dan seterusnya. sampai kita menungggu panggilan yang ilahi. jadi mama juga betul.... betul apanya yah saya juga binggung.....he.he..
yang penting papa sayang mama deh muuuuah..mmuuuccchhhaaa. sip
yang tanya kok sempat kerja itu siapa ??
alhamdulillah mbak, dipindah jadi kerja pagi... soalnya serius lho, kerja jadi nightfiller itu bisa memporakporandakan thesis--> buktinya lihatlah diriku ... :D
Post a Comment