Membaca kata 'matematika' pada umumnya diasosiasikan dengan angka, operasi bilangan, prosedur, kompleks, sulit atau juga jenius. Memang, siswa yang pintar matematika seringkali dibilang jenius, karena dia mampu menguasai konsep dan prosedur dalam matematika untuk menyelesaikan masalah-masalah mengandung matematika.
Namun, banyak pula yang bilang bahwa belajar matematika itu sulit. Karena selain isi dari matematika itu sendiri yang kompleks, memahami konsepnya pun butuh ketekunan sendiri. Apalagi kalau disajikan secara abstrak. Algoritma-algoritma atau rumus-rumus menjadi kaku dan kosong akan arti. Sehingga muncullah ide untuk mempelajari matematika melalui konteks nyata. Apakah kemudian menjadi mudah? Mungkin iya bagi murid, tapi bagi guru? Mudahkah mecari ide me-nyata-kan matematika?
Masih ingat dengan pelajaran pembagian dengan pembagi pecahan? Misalnya: 3/4 : 1/2. Jawabannya adalah 3/2. Bagaimana caranya? 3/4 : 1/2 = 3/4 : 2/1 = 6/4 = 3/2. Mengapa 1/2 dibalik menjadi 2/1? Jika tidak memahami betul arti pembagian, hanya akan menjawab: ya... memang seperti itu prosedurnya. Kalo seperti ini diteruskan, siswa-siswa akan berkembang menjadi manusia-manusia penghafal, ikut-ikutan nan kaku. Ya pokoknya seperti itu! Payah kan?
BTW, kok pembaginya dibalik kenapa ya? Ada banyak cara untuk menjelaskan prosedur ini sebetulnya. Yang pertama menggunakan pola. Perhatikan kutipan penjelasan guru matematika berikut ini:
Ini baru menjelaskan tentang pembagian pecahan, hanya bagian kecil saja dari matematika. Mengajar matematika itu lebih sulit dari belajar matematika. Jangan mau jadi guru matematika kalo tidak dibayar mahal, bukan hanya masalah bayaran uang, tapi juga penghargaan dalam bentuk kesempatan, penghormatan dan kepercayaan. Bravo guru matematika.
Namun, banyak pula yang bilang bahwa belajar matematika itu sulit. Karena selain isi dari matematika itu sendiri yang kompleks, memahami konsepnya pun butuh ketekunan sendiri. Apalagi kalau disajikan secara abstrak. Algoritma-algoritma atau rumus-rumus menjadi kaku dan kosong akan arti. Sehingga muncullah ide untuk mempelajari matematika melalui konteks nyata. Apakah kemudian menjadi mudah? Mungkin iya bagi murid, tapi bagi guru? Mudahkah mecari ide me-nyata-kan matematika?
Masih ingat dengan pelajaran pembagian dengan pembagi pecahan? Misalnya: 3/4 : 1/2. Jawabannya adalah 3/2. Bagaimana caranya? 3/4 : 1/2 = 3/4 : 2/1 = 6/4 = 3/2. Mengapa 1/2 dibalik menjadi 2/1? Jika tidak memahami betul arti pembagian, hanya akan menjawab: ya... memang seperti itu prosedurnya. Kalo seperti ini diteruskan, siswa-siswa akan berkembang menjadi manusia-manusia penghafal, ikut-ikutan nan kaku. Ya pokoknya seperti itu! Payah kan?
BTW, kok pembaginya dibalik kenapa ya? Ada banyak cara untuk menjelaskan prosedur ini sebetulnya. Yang pertama menggunakan pola. Perhatikan kutipan penjelasan guru matematika berikut ini:
Ehem...ehem... anak-anak... kita tahu bahwa 6 : 2 artinya berapa kali kita dapat mengurangkan 2 dari 6. Jadi, 6:2=3 karena kita dapat mengurangkan 3 kali 2 dari bilangan 6. (guru menggambar 6 buah lingkaran kecil yang kemudian di kelompokkan 2-2 sehingga ada 3 kelompok). Demikian juga dengan 4 : 1/2 = 8 karena ada 8 buah 1/2-an yang membuat bilangan 4. (guru menggambar di papan tulis empat buah ppersegi panjang, masing-masing persegi panjang di sekat menjadi 1/2-an, sehingga total ada 8 buah 1/2-an). Kalau begitu berapa 2 : 1/2? 3 : 1/2? 6 : 1/2? hmm.... kalian melihat pola? hasilnya selalu 2 kali bilangan yang dibagi. Mari kita lihat, 2 : 1/4? 3 : 1/4? 5 : 1/4? yay... hasilnya selalu 4 kali bilangan yang dibagi. (guru melanjutkan pertanyaan dengan pembagi pecahan-pecahan yang lainnya dan akhirnya bilangan yang dibagi juga pecahan...sedemikian sehingga terlihat pola yang sama. Pola inilah yang menjadi rumus cepat pembagian dengan bilangan pembagi pecahan adalah dengan mengalikan bilangan yg dibagi dengan belikan dari pembaginya)
Uhuk...uhuk... perhatikan anak-anak. Ingat kembali bahwa bilangan yang dibagi dengan 1 hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Sehingga, jika kita punya:
(2/3 : 6/7) = (2/3 x 7/6) : (6/7 x 7/6) = (2/3 x 7/6) : 1 = 2/3 x 7/6 = 14/18 = 7/9
Jadi, 2/3 : 6/7 = 2/3 x 7/6
Dengan cara yang sama, 1/3 : 1/2 = 1/3 x 2/1 = 2/3; (dan seterusnya dengan contoh yang lain)
Ini baru menjelaskan tentang pembagian pecahan, hanya bagian kecil saja dari matematika. Mengajar matematika itu lebih sulit dari belajar matematika. Jangan mau jadi guru matematika kalo tidak dibayar mahal, bukan hanya masalah bayaran uang, tapi juga penghargaan dalam bentuk kesempatan, penghormatan dan kepercayaan. Bravo guru matematika.