.
Di Indonesia, kontroversi iklan obat kuat yang dibintangi oleh tokoh Mbah Maridjan sudah berlangsung kira-kira sebulan yang lalu. Berbagai media pun menyoroti figur renta ini, termasuk para blogger. Banyak komentar telah dilontarkan dari sudut marketing, etika periklanan, kemanusiaan, aji-mumpung, pamor, wibawa dan sebagainya. Silakan di-google saja, akan muncul sebanyak 2000-an artikle yang memuat tentang iklan Mbah Maridjan.
Di Indonesia, kontroversi iklan obat kuat yang dibintangi oleh tokoh Mbah Maridjan sudah berlangsung kira-kira sebulan yang lalu. Berbagai media pun menyoroti figur renta ini, termasuk para blogger. Banyak komentar telah dilontarkan dari sudut marketing, etika periklanan, kemanusiaan, aji-mumpung, pamor, wibawa dan sebagainya. Silakan di-google saja, akan muncul sebanyak 2000-an artikle yang memuat tentang iklan Mbah Maridjan.
.
Sebetulnya enggak pengen ikut-ikutan menganalisa keberadaan Mbah Maridjan di layar iklan ini. Namun, kok sedikit terganggu dengan pernyataan Mbah Maridjan yang aku kutip dari sini:
.
.
''Gih kulo remen kemawon, ning kulo mboten nyongko nek ajeng disiarke wonten
tivi (Ya saya senang saja, tetapi saya tidak tahu kalau akan disiarkan di
televisi),'' tutur dia ketika ditanya wartawan.
.
Apakah ini maksudnya Mbah Maridjan enggak ngerti kontrak iklannya adalah iklan di layar televisi? Atau Mbah Maridjan enggak dijelaskan untuk konsumsi siapa iklan yang dibintanginya? Kok ya iklan obat kuat yang diterima, bukan iklan obat sakit kepala, anti nyamuk, atau iklan layanan masyarakat. Apa ya yang di benak Mbah Maridjan ketika menandatangani kontrak iklan ini? Apakah hanya segepok uang yang bisa diamalkan ke tetangga dan sekitar?
Apakah ini maksudnya Mbah Maridjan enggak ngerti kontrak iklannya adalah iklan di layar televisi? Atau Mbah Maridjan enggak dijelaskan untuk konsumsi siapa iklan yang dibintanginya? Kok ya iklan obat kuat yang diterima, bukan iklan obat sakit kepala, anti nyamuk, atau iklan layanan masyarakat. Apa ya yang di benak Mbah Maridjan ketika menandatangani kontrak iklan ini? Apakah hanya segepok uang yang bisa diamalkan ke tetangga dan sekitar?
.
*mringis*
2 comments:
hmm... kayak apa ya iklannya??
gak tega deh membayangkan Mbah Maridjan menari2 dh Diah Pitaloka. Si oneng ini di iklan ekstra joss sebelumnya kan yg teriak: ueedaaannn maaannnn!
hihihi...
Post a Comment