Tuhan sesungguhnya telah menunjukkan tanda-tanda mana yang baik dan mana yang tidak bagi orang-orang yang berfikir. Namun kadang-kadang seorang manusia merasa lebih pintar dan hendak berpegang teguh pada pilihannya meskipun telah jelas ditunjukkan ketidakbenaran pilihan itu. Syukur akhirnya jika ia kembali pada jalan yang benar, meskipun buah-buah pahit terlanjur harus ditelan sebagai imbal baliknya. Maka dari itu, belajarlah dari pengalaman dan berfikirlah agar menjadi orang yang awas akan petunjuk-Nya. Hanya iman, percayalah hanya iman, yang memperkokoh daya fikir itu. Pupuklah iman selagi ada waktu dan jangan sampai kehabisan waktu.
Tanggal 22 Mei sudah berlalu, dua hari yang lalu. Sebuah tanggal yang selalu membuat berfikir dan menyesal. Pahitnya buah itu tidak bisa digambarkan seperti jamu temu ireng, pare, obat, atau pahit-pahitan yang lain. Karena rasanya bukan di pangkal lidah, tapi di relung hati. Hanya Tuhan yang Maha Mengetahui.
No comments:
Post a Comment