13 July 2006

Menjadi diri sendiri

.
Biasanya kalo ada maunya misalnya mau uang, pekerjaan ataupun mau cinta, kita berusaha untuk menunjukkan kelebihan-kelebihan kita ke si-pemberi mau itu. Wajarlah ketika kita gusar ternyata kok datar-datar aja background kita atau bahkan kok cuma satu warna hitam aja masa lalu kita. :) Wajar juga kalo sekali-kali minder ama yang berlebih, yang cerdas, yang wah... Tapi, mau seribu gusar pun kita gak bisa mengubah fakta masa lalu kita kan... apalagi mengubah masa depan.
.
Kalo menurutku, satu-satunya yang bisa dilakukan mungkin menunjukkan bahwa kekurangan yang kita punya pun adalah suatu kelebihan yaitu bahwa di balik kekurangan itu, kita tetap punya energi untuk mencari perbaikan, mencoba hal baru, mengulang dari awal atau pokoke intinya mau berubah jadi lebih baik. Energi itulah kelebihan kita. Sepinter2nya orang sehebat2nya ahli secerdik2nya akal kalo kehabisan energi juga akan mandeg.
.
Atau cuek aja ama kelebihan orang, yang penting kita berusaha untuk menjadi diri kita sendiri yang lebih baik lebih baik dan lebih baik. Yang penting usaha terus, serahkan hasilnya ama yang Kuasa. Meskipun cuma dianugrahi hasil yang biasa aja, gak usah minder. Orang yang hanya mengukur hasil akhir kita bukan berdasarkan usaha kita, meskipun orang itu adalah dokter, pejabat, insinyur, dkk-nya, bearti kita perlu mempertanyakan gelar yang telah disandang olehnya, jangan-jangan cuma instan alias tanpa usaha.
.
Aku juga tergolong yang biasa banget. Kuliah cuma di ikip, enggak selevel ugm, ui, itb dkk. ambil jurusan pendidikan kok ya di unsw enggak di melbourne atau lainnya sing jurusan pendidikanne jare dinilai apik. Jaman sekolah dulu, nilainya juga cuma datar2 aja. tulisan dan presentasi juga gak bombastis. wajah gak cantik. badan gemuk. lincah, ha..ha.. jauh lah... kreativitas juga pas2an. hayaaaaahh.... satu kalimat yg selalu manjur mengobati rasa iri: Puaslah menjadi diri sendiri! *sambil menghela nafas panjang*

3 comments:

Anonymous said...

Klo menurut saya setiap orang adalah "ahli" dalam bidangnya masing-masing. Mungkin kita lebih peka melihat kekurangan kita karena terlalu sibuk membandingkanya dengan orang lain.
Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan..karenanya kita disuruh untuk saling tolong menolong & berlomba2 dalam kebaikan.
btw..matur nuwun telah mampir ke blog saya.

Endah Retnowati said...

makasih jg atas komentnya.

cikubembem said...

intinya sih cuma satu. rumput tetangga selalu lebih hijau dari rumput rumah sendiri :D
aku jg selalu gitu kok. pernah ada temen, sebut si A. rupanya dia ni silent reader blogku. trus pas akhirnya kita ketemu, dia bilang "hiks, knp sih hidupku kok ga menarik gini. padahal kl ak baca blogmu tu isinya asyik2. hidup yg bener2 hidup. padahal kita berangkat ke sini bareng. lama tinggal di jepang jg sama. lha trus yg salah tu sapa?"

huahahahaha... daku geli banget denger dia ngomong kek gitu. habis kan dalam hati kecilku kan ak juga selalu iri ama si A ini. knp sih kok dia begitu bruntung jalan hidupnya mulus. diberi ini. diberi itu.

hihihi.. lucu kan. ternyata aku dan A ni selama ini saling iri dan saling ga puas dengan kehidupannya sendiri.

namanya saja manusia